NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) berkomitmen untuk terus meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia ke Korea Selatan (Korsel). Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mendukung pertemuan pengusaha dari kedua negara dalam berbagai forum bisnis dan penjajakan bisnis (business matching).
Pertemuan pengusaha juga akan mendukung berjalannya program-program prioritas Kemendag RI seperti perluasan pasar ekspor dan peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi,Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI Fajarini Puntodewi dalam ASEAN-Korea Trade and Investment Facilities Mission to Indonesia, di Jakarta. Kegiatan tersebut terselenggara berkat kolaborasi ASEAN Korea Center (AKC) bersama Korean Importers Association (Koima), Kemendag, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, serta didukung Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Forum bisnis dan business matching antara pengusaha Indonesia dan Korea Selatan (Korse) kali ini dapat mendukung Kemendag RI memperluas pasar ekspor dan meningkatkan UMKM BISA Ekspor. Kegiatan ini juga bermanfaat bagi implementasi peningkatan ekspor Kemendag RI. Kami harap, hasilnya bagus dan ekspor kita ke Korea Selatan dapat meningkat,” ungkap Puntodewi.
Para peserta mengikuti forum bisnisyang diisi presentasi dari perwakilan Kemendag RI, BRI, dan PT Indorasa Utama sebagai perwakilan pelaku usaha Indonesia. Setelah itu, para peserta dipertemukan dalam sesi business matching. Hadir sekitar 60 pelaku usaha Indonesia dan 11 pelaku usaha Korea Selatan.
Puntodewi menjelaskan, Korea Selatan merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting Indonesia di Asia Timur.
Berdasarkan Kemendag, hubungan perdagangan dan investasi Indonesia dengan Korsel telah berkembang pesat selama bertahun-tahun. Pada Januari–November 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD18,37miliar.
“Hal ini menjadikan Korsel sebagai salah satu mitra ekonomi terpenting Indonesia di Asia Timur. Perdagangan yang seimbang ini menunjukkan bagaimana Indonesia dan Korea Selatan tumbuh bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama,”ungkap Puntodewi.
Adapun untuk 2025, Puntodewi memprediksi, Korsel tetap akan menjadi salah satu mitra utama perdagangan Indonesia.
Puntodewi pun mengatakan, untuk mempertahankan hal tersebut, kinerja produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke Korsel seperti batubara, minyak kelapa sawit, produk kimia, dan produk kayu perlu terus didorong. Upaya ini menjadi penting jika memerhatikan persaingan dari negara pesaing.
Selain itu, produk-produk potensial juga perlu dipromosikan untuk mendorong kinerja ekspor Indonesia. Produk-produk tersebut, antara lain, produk karet, bubur kayudan kertas, kayu olahan, bungkil, pakan ternak, serta produk plastik.
Menurut Atase Perdagangan Seoul Eko Prilianto Sudradjat, tingginya angka komitmen perdagangan pada 2024 lalu tidak terlepas dari sinergi Kemendag RI dengan fungsi ekonomi KBRI Seoul melalui strategi diplomasi di sektor perdagangan.
Menurut Eko, strategi pertama adalah peningkatan pelaksanaan promosi yang melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan.
Kedua, pembukaan komunikasi dan pendampingan bagi pelaku usaha Indonesia yang berusaha menembus pasar Korea Selatan.
Ketiga, kolaborasi dengan asosiasi pengusaha dalam penyelenggaraan kegiatan promosi. Keempat, dorongan terhadap kerja sama dengan instansi, badan usaha milik negara, dan pihak swasta untuk mendukung kegiatan promosi dan kurasi pelaku usaha yang bisa ekspor.
“Strategi-strategi ini kami jalankan untuk mendukung ekspor produk-produk Indonesia ke Korea Selatan dan membuka jalan bagi UMKM Indonesia yang ingin merambah pasar Korea Selatan,” jelas Eko.
Lebih lanjut terkait perdagangan dengan Korea Selatan, dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 selama empat hari penyelenggaran catatkan total kesepakatan dagang dan investasi senilai USD296,10 juta, atau setara Rp4,64 triliun.
Bahkan ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan tumbuh sebesar 14,21 persen dalam lima tahun terakhir (2019—2023). Diharapkan nilai ekspor tersebut terus meningkat seiring berlakunya IK—CEPA.
Sebelumnya, dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Korea Selatan, pemerintah Indonesia berkomitmen memperlancar arus barang masuk, khususnya bahan baku dan barang modal, termasuk yang berasal dari Korea Selatan. Pemerintah terus bersinergi dengan seluruh pihak terkait peningkatan kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan.
Selain itu, sejumlah kegiatan berjejaring yang digelar perwakilan RI di Korea Selatan meliputi penjajakan kesepakatan business-to-business (B2B Matching) bersama Direktorat Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI, Direktorat Pengembangan Pasar Dan Informasi EksporKemendag, dan Direktorat Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag.
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan kegiatan strategis bedah unit pengolah ikan (UPI) skala mikro kecil guna…
NERACA Bogor - Kementerian Koperasi (Kemenkop) siap memfasilitasi Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk dapat menjadi supplier kebutuhan…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan pola kolaborasi internasional guna memperluas pasar ikan bermutu. Bersama Kedutaan Besar…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan kegiatan strategis bedah unit pengolah ikan (UPI) skala mikro kecil guna…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) berkomitmen untuk terus meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia ke Korea Selatan (Korsel).…
NERACA Bogor - Kementerian Koperasi (Kemenkop) siap memfasilitasi Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk dapat menjadi supplier kebutuhan…