Tertinggi di Jabar, Ini Upaya Pemkot Sukabumi Kendalikan Inflasi

NERACA

Sukabumi - Kota Sukabumi alami inflasi tertinggi di Jawa Barat (Jabar) pada Desember 2024, dimana secara perhitungan Year-on-Year (y-on-y) sebesar 2,59 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,60. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,18 persen dengan IHK sebesar 113,53 dan inflasi y-on-y terendah terjadi di kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,95 persen dengan IHK sebesar 99,46.

Melihat kondisi tersebut, Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, membenarkan, adanya peningkatan inflasi di wilayahnya. Menurutnya, beberapa faktor menjadi penyebab utama tingginya angka inflasi di Kota Sukabumi, antara lain kenaikan harga beberapa bahan pokok serta dampak dari libur akhir tahun dan hari-hari besar.

"Jika dibandingkan dengan bulan November lalu, apalagi dengan data y-on-y, inflasi kita memang meningkat. Salah satu penyebabnya adalah libur tahun baru, dan hari-hari besar yang menyebabkan permintaan terhadap beberapa barang meningkat," ujar Kusmana saat ditemui usai menghadiri kegiatan di Pondok Pesantren Al-Fath. Sukabumi, Kamis (9/1).

Pihaknya langsung melakukan berbagai upaya untuk menekan laju Inflasi tersebut, seperti halnya saat ini Pemkot Sukabumi tengah melakukan sejumlah langkah untuk menstabilkan harga-harga di pasar, serta menjaga pasokan barang agar tetap mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Beberapa upaya yang kami lakukan antara lain, melalui rapat koordinasi penanganan inflasi. Insya Allah, pekan depan sebelum masa jabatan saya berakhir, kita akan mengadakan gelar pangan murah sebagai salah satu solusi untuk mengatasi lonjakan harga ini," katanya.

Kusmana juga mengaku, sudah melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia untuk meminta dukung upaya yang akan dilakukan tersebut, terutama dalam mengadakan gelar pangan murah."Rencananya, setiap bulan kami akan mengadakan kegiatan ini sebanyak tujuh kali. Harapannya, kegiatan ini dapat membantu menstabilkan harga dan mengurangi dampak inflasi yang sedang tinggi," jelas Kusmana.

Ditempat terpisah, Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, mengungkapkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi tingginya inflasi y-on-y Desember 2024, dikarenakan adanya kenaikan harga yang ditujukan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,32 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,10 persen.

Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,35 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,38 persen, kelompok kesehatan sebesar 5,90 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,68 persen, kelompok pendidikan sebesar 4,41 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,46 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,18 persen.

"Begitu juga, berdasarkan data dari Diskumindag Kota Sukabumi, pada Desember 2024, beberapa komoditas menunjukan alami kenaikan harga. Terutama, komoditas jenis cabai," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan, untuk tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) Desember 2024 sebesar 0,84 persen dan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) Desember 2024 sebesar 2,59 persen."BPS mengungkapkan, komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi m-to-m pada Desember 2024, antara lain, telur ayam ras, beras, bawang merah, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret putih mesin (SPM), dan cabai merah," bebernya.

Makanya, sesuai dengan arahan Pj Wali Kota Sukabumi pada rapat koordinasi inflasi belum lama ini, yakni. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, untuk terus memonitor pergerakan harga bahan pokok di pasaran, serta memastikan pasokan aman terutama pada bulan puasa. Kemudian, sambung Erni, untuk melakukan operasi pasar, serta melakukan monitoring dan evaluasi ke distributor dan agen, terutama Minyak Kita.

"Selain itu juga, DKP3 secepatnya merealisasikan Gerakan Pangan Murah (GPM), meminta Bulog segera salurkan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), dan terus koordinasi dengan lembaga vertikal lainnya terutama BPS dan Bulog," pungkasnya. Arya

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

BAZNAS RI Luncurkan Gerakan Cinta Disabilitas di Yayasan Rumah Qur'an Isyaroh

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI meluncurkan Gerakan Cinta Disabilitas di Yayasan Rumah Qur’an Isyaroh (RQI), Bandung,…

BAZNAS RI Umumkan 10 Peserta Terbaik Boothcamp Santripreneur Kompetisi Digital Marketing Travel Haji dan Umrah

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI secara resmi menutup kegiatan Boothcamp santripreneur Kompetisi Digital Marketing Travel Haji…

Wamenkop Pastikan Revitalisasi KUD di Sektor Gula dan Pupuk Dukung Swasembada Pangan

NERACA Malang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono terus mendorong adanya revitalisasi Koperasi Unit Desa (KUD), yang menjadi salah…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

BAZNAS RI Luncurkan Gerakan Cinta Disabilitas di Yayasan Rumah Qur'an Isyaroh

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI meluncurkan Gerakan Cinta Disabilitas di Yayasan Rumah Qur’an Isyaroh (RQI), Bandung,…

BAZNAS RI Umumkan 10 Peserta Terbaik Boothcamp Santripreneur Kompetisi Digital Marketing Travel Haji dan Umrah

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI secara resmi menutup kegiatan Boothcamp santripreneur Kompetisi Digital Marketing Travel Haji…

Wamenkop Pastikan Revitalisasi KUD di Sektor Gula dan Pupuk Dukung Swasembada Pangan

NERACA Malang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono terus mendorong adanya revitalisasi Koperasi Unit Desa (KUD), yang menjadi salah…