NERACA
Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan capaian-capaian Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2024 dan program kerja pada 2025. Kemendag terus berupaya meningkatkan kinerja perdagangan dengan mendorong kebijakan dan program kerja yang tepat melalui tiga pilar utama dalam strategi perdagangan.
Ketiga pilar tersebut, yaitu Pengamanan Pasar Domestik, Perluasan Pasar Ekspor, serta Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
“Melalui kebijakan ini, kami harap Indonesia dapat mempertahankan stabilitas ekonomi domestik sekaligus memperkuat posisi di pasar internasional, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Budi.
Pilar pertama, yaitu pengamanan pasar domestik. Kemendag telah melakukan sejumlah langkah. Salah satunya, menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok (bapok) melalui penyaluran minyak goreng rakyat sebesar 1,96 juta ton. Dari jumlah ini, penyaluran untuk MINYAKITA sebesar 1,43 juta ton dan curah 535 ribu ton.
Kemendag juga mengawasi pelaku usaha minyak goreng di 21 provinsi yang terdiri atas produsen, pengemas (repacker), distributor, subdistributor pengecer, dan ritel modern. Budi melanjutkan, pengamanan pasar domestik juga dilakukan dengan merevitalisasi dan meningkatkan pemanfaatan 22 pasar yang dibangun pada 2024.
Pasar tersebut terdiri atas 19 pasar yang telah selesai dibangun dan 3 pasar yang proses pembangunannya ditargetkan selesai pada minggu ke-2 Januari 2025. Kemendag juga mendukung program belanja murah akhir tahun yang berhasil membukukan transaksi sebesar Rp71,5 triliun.
Nilai ini merupakan akumulasi dari total transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) sebesar Rp 31,2 triliun yang terdiri atas penjualan produk lokal sebesar 52 persen, Belanja di Indonesia Aja (BINA) sebesar Rp25,4 triliun, dan Every Purchase is Cheap (EPIC) Sale sebesar Rp14,9 triliun.
Pilar kedua, yaitu perluasan pasar ekspor. Budi mengungkapkan, Kemendag memperkuat diplomasi perdagangan melalui penyelesaian perundingan dan sengketa perdagangan. Kemendag juga berpartisipasi pada forum internasional.
Selama 2024, terdapat tiga perundingan yang berhasil diselesaikan dan 1 perundingan yang telah dimulai. Perundingan yang telah selesai diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian ASEAN Movement of Natural Persons (MNP) pada 14 Februari 2024 dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) pada 7 Maret 2024, penandatanganan Protokol Perubahan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) pada 8 Agustus 2024, dan penandatanganan Joint Ministerial Statement penyelesaian perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada 2 Desember 2024. Kemudian, perundingan yang telah dimulai adalah Perundingan Indonesia–GulfCooperation Council Free Trade Agreement (I-GCC PTA) pada 31 Juli 2024.
“Kami juga berhasil menyelesaikan sengketa trade remedies yang diterapkan negara lain dan mengamankan potensi nilai ekspor perdagangan sebesar USD554,8 juta. Nilai ini setara denganRp8,8 triliun. Produk yang diamankan terdiri atas kertas dan nanas dengan Australia serta produk batangan aluminium dan matras dengan Amerika Serikat,” terang Budi.
Pilar ketiga, yaitu UMKM BISA Ekspor, Budi menyampaikan, Kemendag memberikan fasilitas berupa pelatihan sumber daya manusia (SDM) ekspor dan jasa perdagangan. Pelatihan ini diberikan kepada pelaku usaha dan masyarakat umum. Pelatihan memberikan pengetahuan dan wawasan di bidang perdagangan dan jasa perdagangan.
Budi melanjutkan, saat ini, Kemendag berhasil mencetak 113 UMKM BISA Ekspor dengan total transaksi ekspor sebanyak USD 4,15 juta dari 9 wilayah. Pelatihan 16 kategori produk, mulai makanan dan minuman, hingga fesyen.
Kemendag melalui Indonesia Design Development Center (IDDC) telah melatih 122 UMKM untuk membuat desain produk yang inovatif. “Kami juga memfasilitasi 5.173 UMKM yang ditingkatkan kapasitasnya dan diikutsertakan dalam pameran dalam negeri,” imbuh Budi.
Terkait UMKM, Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya peran UMKM sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia. Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99 persen dari total keseluruhan unit usaha di Indonesia.
“UMKM merupakan critical engine atau penggerak utama perekonomian Indonesia dengan jumlahnya yang mencapai 99 persen dari total keseluruhan unit usaha di Indonesia. Selain itu, UMKM juga berkontribusi sebesar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dan menyumbangkan 97 persen lapangan pekerjaan. Tidak hanya itu, UMKM juga berperan sebesar 15,65 persen terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia,” ujar Roro.
NERACA Bandung – Mengawali tahun 2025, demi tercapainya swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan kembali gelar…
NERACA Jatim – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan apresiasinya terhadap capaian kinerja ID FOOD…
NERACA Surabaya – Terlaksananya swasembada pangan dapat menghemat devisa hingga USD5,2 miliar. Menaksir penghematan itu dapat tercapai jika swasembada untuk…
NERACA Bandung – Mengawali tahun 2025, demi tercapainya swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan kembali gelar…
NERACA Jatim – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan apresiasinya terhadap capaian kinerja ID FOOD…
NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan capaian-capaian Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2024 dan program kerja pada 2025. Kemendag…