Tahun 2025 ID FOOD Targetkan Peningkatan Produksi Gula Sebanyak 350 Ribu Ton

NERACA

Jatim – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan apresiasinya terhadap capaian kinerja ID FOOD yang mampu melakukan eskalasi produksi gula di 2024. Atas keberhasilan itu, Arief meyakini produksi gula nasional di 2025 ini akan meningkat pula.

"Kita patut bersyukur dan mengapresiasi kerja keras teman-teman ID FOOD yang mampu meraih produksi gula dari pabrik gula dalam pengelolaannya, total 306 ribu ton. Ini bahkan merupakan raihan yang tertinggi dalam 5 tahun belakangan. ID FOOD Luar biasa," kata Arief, di Jawa Timur (Jatim).

Adapun kinerja ID FOOD dalam produksi gula selama 2024 turut berkontribusi signifikan pada pasokan gula nasional. Pada 2024, total produksi gula yang mampu dihasilkan holding BUMN pangan ini mencapai 306 ribu ton. Sementara PG Candi Baru yang dikunjungi hari ini tercatat meraih produksi 31 ribu ton atau meningkat 57 ton dibandingkan tahun 2023.

"Kita berharap keinginan pemerintah dengan tidak melaksanakan impor gula konsumsi di tahun ini, dapat pula didukung oleh ID FOOD. Ini karena kita optimis dan seperti semangat Bapak Presiden Prabowo bahwa kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia harus bisa dipenuhi dari hasil bangsa sendiri. Itu komitmen kita," tegas Arief.

Adapun pada tahun 2025, ID FOOD menargetkan peningkatan produksi gula sebanyak 350 ribu ton. Dengan 6 PG yang dikelola penuh oleh ID FOOD, target capaian tebu digiling pada tahun ini dipatok sebanyak 4,1 juta ton atau lebih tinggi 4 persen daripada tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, menilik data dalam proyeksi neraca pangan tahun 2025 yang disusun NFA untuk gula konsumsi, diestimasikan produksi Gula Kristal Putih (GKP) dapat menyentuh angka 2,589 juta ton. Ini berasal dari hitungan potensi produksi dari Kementerian Pertanian (Kementan).

Selanjutnya, stok awal gula konsumsi di awal 2025 masih ada 1,478 juta ton. Dengan begitu, total ketersediaan gula konsumsi untuk 2025 dapat mencapai 4,067 juta ton. Angka tersebut masih lebih besar dibandingkan estimasi kebutuhan konsumsi tahunan yang berada di angka 2,841 juta ton. Berdasarkan itu, pemerintah optimis tidak melaksanakan importasi gula konsumsi.

Lebih lanjut, Berbagai cara terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP). Atas dasar itulah Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan menggandeng PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN).

Lebih lanjut guna mempercepat swasembada gula nasional dan penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) sebagaimana amanat Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 40 Tahun 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) khususnya Direktorat Jenderal Perkebunan terus tingkatkan produksi dan produktivitas tebu. Melihat hal tersebut maka swasembada gula konsumsi tahun 2028 harus tercapai

“Secara umum dari 57 pabrik gula yang melaksanakan giling, rata-rata musim giling tahun 2024 dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan September hingga Oktober 2024,” jelas plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto.

Heru juga mengungkapkan kegiatan tanam tebu perdana di musim giling 2024 ini diharapkan dapat menjadi upaya peningkatan produksi dan produktivitas tebu dengan mengembangkan benih yang berkualitas.

Selain itu dapat meningkatkan kinerja pabrik gula dengan penyediaan bahan baku tebu yang sesuai dengan tipologi kemasakannya pada musim giling yang akan datang.

“Untuk mencapai swasembada gula, baik untuk konsumsi maupun industri serta pemenuhan kebutuhan boethanol diperlukan upaya perbaikan dari budidaya tebu. Ini yang menjadi salah satu faktor utama dalam pencapaian swasembada gula mengingat produktivitas tebu dan rendemen gula yang tinggi dibentuk pertama kali di kebun yang memiliki produktivitas yang tinggi dari cara budidaya yang baik, karena itu sangat diperlukan terobosan inovasi dan penerapan teknologi baru,” papar Heru.

Selain itu, lanjut Heru, adapun upaya memenuhi dan mencapai swasembada gula nasional pihaknya telah melakukan intensifikasi berupa rawat ratoon dan bongkar ratoon selama lima tahun pada lahan tebu rakyat.

“Sedangkan ekstensifikasi berupa penambahan luas areal tebu yang terintegrasi antara kebun dan pabrik. Upaya penambahan luas areal baru, Kementan telah mencanangkan pengembangan areal baru di Merauke, harapannya dengan adanya kegiatan pada lahan eksisting berupa rawat ratoon dan bongkar ratoon serta penambahan areal tebu dapat mencapai target tersebut,” terang Heru.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Demi Tingkatkan Produksi Pangan, Tumpang Sari Kopi " Padi Dilakukan

NERACA Bandung – Mengawali tahun 2025, demi tercapainya swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan kembali gelar…

Tiga Pilar untuk Stabilitas Ekonomi dan Perkuat Pasar Internasional

NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan capaian-capaian Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2024 dan program kerja pada 2025.  Kemendag…

Swasembada Pangan Bisa Hemat Devisa USD5,2 Miliar

NERACA Surabaya – Terlaksananya swasembada pangan dapat menghemat devisa hingga USD5,2 miliar. Menaksir penghematan itu dapat tercapai jika swasembada untuk…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Demi Tingkatkan Produksi Pangan, Tumpang Sari Kopi " Padi Dilakukan

NERACA Bandung – Mengawali tahun 2025, demi tercapainya swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan kembali gelar…

Tahun 2025 ID FOOD Targetkan Peningkatan Produksi Gula Sebanyak 350 Ribu Ton

NERACA Jatim – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan apresiasinya terhadap capaian kinerja ID FOOD…

Tiga Pilar untuk Stabilitas Ekonomi dan Perkuat Pasar Internasional

NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan capaian-capaian Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2024 dan program kerja pada 2025.  Kemendag…