NERACA
Jakarta- Aksi korporasi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) go private kembali molor dari target. Pasalnya, para pemegang saham kembali memperpanjang periode penawaran tender sukarela. “Pada November 2024, perseroan memohon perpanjangan penawaran tender sukarela tahap selanjutnya oleh MPTIS yang saat ini sedang dalam proses pengajuan ke OJK,”kata Direktur Utama Nusantara Infrastructure, M. Ramdani Basri di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, masih terdapat 6.110 pemegang saham yang belum berpartisipasi dalam proses tender offer sebelumnya. Adapun, perseroan sudah melakukan dua kali penawaran tender sukarela. Kondisi itu membuat PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTIS), selaku pemegang saham pengendali META akan kembali melakukan permohonan perpanjangan penawaran tender kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sampai dengan saat ini, belum ada jadwal periode penawaran tender sukarela lantaran perusahaan masih menunggu persetujuan lebih lanjut dari OJK. Hal tersebut juga berkaitan dengan ketentuan dalam Pasal 17 ayat (2) Peraturan OJK No.54/2015 tentang penawaran tender sukarela yang menyatakan masa voluntary tender offer dapat diperpanjang paling lama 90 hari, kecuali disetujui lain oleh OJK.
Sebelumnya, Direktur Utama Metro Pacific Tollways Indonesia Denn Charly Gonzales Espanola menegaskan, pihaknya akan tetap melangsungkan penawaran tender sukarela hingga META memenuhi persyaratan go private. Dalam perkembangan lain, META melalui entitas anak yaitu PT Margautama Nusantara (MUN) yang tergabung dalam konsorsium Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) dan GIC Pte. Ltd, telah mengambil alih 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol atau JTT sebesar Rp15,75 triliun.
Konsorsium MPTC – GIC telah meneken conditional share purchase agreement (CSPA) pada 28 Juni 2024. Konsorsium ini terdiri atas MUN, PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS), dan Warrington Investment Pte. Ltd. MUN merupakan anak usaha dari PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Grup Salim. Sementara itu, Warrington Investment adalah anak usaha GIC Ventures yang bermarkas di Singapura.
Sepanjang tahun 2023, META mencatatkan rugi bersih senilai Rp233,74 miliar atau berbanding dari kinerja 2022 yang membukukan laba Rp72,43 miliar. Padahal, pendapatan META naik 20,3% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,68 triliun. Berdasarkan segmen, pendapatan META ditopang oleh jasa pengelola jalan tol yang menyumbang Rp1,39 triliun, diikuti segmen energi sebesar Rp194,79 miliar, penyediaan air sebesar Rp90,43 miliar, dan media mencapai Rp2,66 miliar.
Salah satu pemicu kerugian META yaitu beban keuangan yang membengkak 157,46% yoy menjadi Rp500,28 miliar, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp194,31 miliar. Laba bruto META masih terkerek menjadi Rp651,27 miliar dibanding tahun 2022 sebesar Rp581,29 miliar. Adapun, kas dan setara kas akhir periode perseroan juga turun 52,57% yoy menjadi Rp248,20 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp523,37 miliar.
Sejumlah pelaku usaha dari berbagai sektor menyampaikan dukungannya kepada pemerintah Indonesia untuk terlibat aktif dalam Perjanjian Plastik Global (Global Plastics…
Dukung pertumbuhan investasi kripto dan besarnya nilai transaksi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Berangkat dari hal tersebut, PT Bank OCBC…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…
Sejumlah pelaku usaha dari berbagai sektor menyampaikan dukungannya kepada pemerintah Indonesia untuk terlibat aktif dalam Perjanjian Plastik Global (Global Plastics…
Dukung pertumbuhan investasi kripto dan besarnya nilai transaksi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Berangkat dari hal tersebut, PT Bank OCBC…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…