NERACA
Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/11) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 39,41 poin atau 0,55% ke posisi 7.140,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,89 poin atau 1,02% ke posisi 866,22.
“Bursa regional Asia cenderung bergerak mixed (variatif), pasar tampaknya dipengaruhi faktor eskalasi konflik Rusia dan Ukraina, yang mana pasar cemas pasca Ukraina meluncurkan rudal jelajah Storm Shadow buatan Inggris ke Rusia, menandai penggunaan senjata baru dari Barat setelah sebelumnya meluncurkan rudal buatan Amerika Serikat (AS)," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.
Selain itu, faktor lainnya yaitu pelaku pasar fokus menilai prospek suku bunga acuan dan mencermati pernyataan The Fed untuk sinyal dimana sebagian besar pasar masih mengharapkan penurunan sebesar 25 basis poin pada Desember 2024. Sebelumnya, Presiden Fed Boston Susan Collins mengungkapkan pemotongan suku bunga tambahan diperlukan, tetapi menambahkan bahwa pembuat kebijakan tidak boleh bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahan suku bunga BI Rate di posisi 6%, sebagai upaya untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global, dengan perkembangan politik di AS dan juga konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025.
Pelaku pasar menilai kebijakan moneter yang dilakukan oleh BI merupakan sebuah mitigasi dari volatilitas nilai rupiah sehingga ini diharapkan menahan terjadinya aliran keluar modal asing dari pasar keuangan dalam negeri. Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor menguat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 1,17%, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor teknologi yang naik masing- masing sebesar 0,65% dan 0,57%. Sedangkan, tujuh sektor melemah yaitu sektor properti turun paling dalam minus 0,84%, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor industri yang masing- masing turun sebesar 0,79% dan 0,72%.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu LMPI, KETR, VICO, INTD dan BINO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni JMAS, BDKR, MPPA, BRPT dan BSML. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.127.729 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,00 miliar lembar saham senilai Rp9,82 triliun. Sebanyak 231 saham naik 316 saham menurun, dan 244 tidak bergerak nilainya. (bani)
Sejumlah pelaku usaha dari berbagai sektor menyampaikan dukungannya kepada pemerintah Indonesia untuk terlibat aktif dalam Perjanjian Plastik Global (Global Plastics…
Dukung pertumbuhan investasi kripto dan besarnya nilai transaksi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Berangkat dari hal tersebut, PT Bank OCBC…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…
Sejumlah pelaku usaha dari berbagai sektor menyampaikan dukungannya kepada pemerintah Indonesia untuk terlibat aktif dalam Perjanjian Plastik Global (Global Plastics…
Dukung pertumbuhan investasi kripto dan besarnya nilai transaksi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Berangkat dari hal tersebut, PT Bank OCBC…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…