NERACA
Jakarta - Meski BRI Danareksa Sekuritas memangkas turun target penjualan marketing (marketing sales) dan kinerja keuangan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tahun ini. Namun saham CTRA tetap menarik dengan potensi cuan besar.
Analis BRI Danareksa Skeuritas, Ismail Fakhri Suweleh mengatakan, revisi turun perkiraan kinerja keuangan tersebut mempertimbangkan realisasi kinerja keuangan CTRA hingga kuartal III-2024 di bawah ekspektasi. Penurunan tersebut akibat penundaan serah terimah rumah ke konsumen yang memicu pencatatan pendapatan tertunda.“Kami juga merevisi turun marketing sales perseroan tahun ini dari semula Rp 11 triliun, dibandingkan perkiraan semula sekitar Rp 11,1 triliun. Faktor utamanya adalah keterlambatan dalam serah terima property yang berimbas terhadap penurunan pengakuan pendapatan,” tulisnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, kemarin.
Sebagai informasi, BRI Danareksa Sekuritas merevisi turun target laba bersih tahun ini dari semula Rp 2,29 triliun menjadi Rp 1,96 triliun. Begitu juga dengan proyeksi pendapatan direvisi turun dari Rp 11,50 triliun menjadi Rp 11,01 triliun. Adapun target pendapatan dan laba bersih tahun 2025 masing-masing Rp 11,51 triliun dan Rp 2,25 triliun.
Hingga kuartal III-2024, perseroan membukukan kenaikan pendapatan sebanyak 8% dari Rp 6,58 triliun menjadi Rp 7,11 triliun. Laba bersih juga naik sebanyak 8,1% dari Rp 1,18 triliun menjadi Rp 1,27 triliun. Realisasi laba tersebut baru merefleksikan 56% dari target yang ditetapkan BRI Danareksa Sekuritas dan 61% dari target consensus analis.
Meski proyeksi kinerja keuangan CTRA dipangkas, BRI Danareksa Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli saham CTRA dengan target harga Rp 1.700. “Kami tidak mengubah target harga saham CTRA. Target harganya merefleksikan diskon 52% terhadap perkiraan NAV dan mengimplikasikan perkiraan PBV sekitar 1,3 kali,” tulisnya.
BRI Danareksa Sekuritas meyakini bahwa outlook penjualan property emiten ini akan tetap stabil dalam 2-3 tahun mendatang. Penjualan propertinya juga akan terdorong penjualan rumah tapak yang menjadi produk utama perseroan. Perseroan juga akan terdorong berlanjutnya insentif PPN pembelian property dan kredit kepemilikan rumah.
Perkuat likuiditas guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) akan memperoleh pinjaman maksimal Rp1,25 triliun dari PT…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/11) sore awal pekan kemarin, indeks harga saham…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) membidik mengelola 5.000 kamar hotel di Mekah dan Madinah…
Perkuat likuiditas guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) akan memperoleh pinjaman maksimal Rp1,25 triliun dari PT…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/11) sore awal pekan kemarin, indeks harga saham…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) membidik mengelola 5.000 kamar hotel di Mekah dan Madinah…