Kemitraan Strategis UMKM dan Ritel Modern Diperkuat

NERACA

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong penguatan kemitraan strategis antara pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti toko kelontong tradisional, dengan pelaku usaha grosir ritel modern seperti mini market. Hal ini penting guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan berdampak kepada ekonomi nasional.   

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, toko kelontong tradisional merupakan salah satu  bentuk UMKM yang mendukung kekuatan ekonomi rakyat paling riil. UMKM berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional.

 “Pemerintah berkomitmen meningkatkan kemitraan UMKM dengan pelaku usaha besar. UMKM, khususnya toko kelontong tradisional, memilki jumlah yang cukup besar,yakni mencapai 90 persen dari ritel di Indonesia. UMKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 97 persen. Jadi, kedua pihak harus saling bekerja sama saling menguntungkan,” ujar Budi.

Budi memaparkan, toko kelontong tradisional berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional. Berdasarkan data Eruromonitor pada 2022, toko kelontong tradisional menjadi ritel yang paling banyak jumlahnya di Indonesia.

Pada tahun tersebut, jumlah toko kelontong tercatat sebanyak 3,94 juta atau setara dengan 98,78 persen  dari seluruh ritel di Indonesia.

Budi mengimbau pelaku usaha besar untuk memperluas cakupan kemitraan dengan UMKM. Cakupan  kemitraan tersebut bukan hanya dalam hal penyediaan pasokan barang, tetapi juga dalam bentuk  pelatihan-pelatihan terkait manajemen ritel yang baik kepada warung UMKM yang menjadi mitra.

Selain itu, pelaku usaha besar perlu bekerja sama dengan UMKM produksi agar terus tumbuh. “Kalau jalur distribusi tumbuh, UMKM produksi juga akan tumbuh. Jadi, kemitraan bukan hanya dengan UMKM ritel, tetapi juga UMKM produksi sehingga mampu mendukung industri dalam negeri,” tambah Budi.

Budi juga mengapresiasi Indogrosir yang telah membangun kemitraan strategis dengan UMKM. Ia pun  berharap kemitraan pelaku usaha dengan UMKM dapat berkontribusi semakin besar bagi perekonomian Indonesia.

“Kami berharap, kemitraan antara Indogrosir dan UMKM dapat terus terjalin dan mendukung ekonomi nasional. Sehingga, cita-cita pemerintah untuk menjadi negara maju pada 2045 dapat tercapai,” harap Budi.

Lebih lanjut, Kemendag berkomitmen meningkatkan ekspor para pelaku UMKM melalui program UMKM BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor. UMKM BISA Ekspor merupakan salah satu program prioritas Kemendag.

Tidak hanya itu, sebelumnya Kemendag melalui Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri (P3DN) Kemendag memfasilitasi pelatihan pada Program UMKM Jadi Go Digital (JAGO) bagi para pelaku UMKM.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Moga Simatupang menyampaikan, pentingnya pelaku UMKM untuk meningkatkan dan beradaptasi pada perkembangan teknologi digital.

“Ditengah perkembangan teknologi digital yang begitu massif dan cepat, pelaku UMKM dituntut mampu tetapadaptif. Untuk membantu pelaku UMKM menyesuaikan diri dan usahanya terhadap perkembangan teknologi digital, Kemendag mengupayakan fasilitasi melalui program-program unggulan bagi para pelaku UMKM, salah satunya melalui UMKM JAGO,” ujar Moga.

UMKM JAGO merupakan program pelatihan UMKM hasil kolaborasi Kemendag dengan platform niaga elektronik (e-commerce) Lazada Indonesia dan akselerator Lampu.id. Berbagai sesi pelatihan dan lokakarya pun telah digelar. Kegiatan-kegiatan tersebut berfokus pada, antara lain peningkatan pengetahuan dan literasi pelaku UMKM dalam mengaplikasikan teknologi digital dalam proses kewirausahaan, pengembangan kualitas produk, perizinan usaha, reputasi produk, hingga adopsi teknologi digital lain seperti kecerdasan buatan (AI).

Tidak hanya Kemendag, Kementerian UMKM pun mengajak atau berkolaborasi dengan semua pihak untuk mendorong pelaku UMKM. Kementerian UMKM mengajak semua pihak bergandengan tangan, membangun kolaborasi positif dan secara riil memberikan kontribusi kepada 60 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.

Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, optimis di pemerintahan Presiden Prabowo untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 8 persen, perlu didukung dengan mengawal pertumbuhan dan kontribusi UMKM, yang menyumbang 90 persen tenaga kerja dan sebagian besar merupakan pekerja informal.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Potensi Pangan Biru Dioptimalkan untuk Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengoptimalkan potensi pangan biru (pangan akuatik) untuk mendukung pencapaian target swasembada…

Penguatan SRG dan PLK Dapat Perkuat Pasar Dalam Negeri dan Ekspor

NERACA Tagerang – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimistis sistem resi gudang  (SRG) dan pasar lelang komoditas (PLK) dapat…

KPPI Mulai Penyelidikan Perpanjangan TPP Produk Impor Pakaian

NERACA Jakarta – Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) memulai penyelidikan perpanjangan   tindakan pengamanan perdagangan/TPP (safeguard measures) terhadap impor barang pakaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Potensi Pangan Biru Dioptimalkan untuk Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengoptimalkan potensi pangan biru (pangan akuatik) untuk mendukung pencapaian target swasembada…

Penguatan SRG dan PLK Dapat Perkuat Pasar Dalam Negeri dan Ekspor

NERACA Tagerang – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimistis sistem resi gudang  (SRG) dan pasar lelang komoditas (PLK) dapat…

KPPI Mulai Penyelidikan Perpanjangan TPP Produk Impor Pakaian

NERACA Jakarta – Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) memulai penyelidikan perpanjangan   tindakan pengamanan perdagangan/TPP (safeguard measures) terhadap impor barang pakaian…