Inkud Perkuat Kerja Sama dengan Singapura, Malaysia, dan China di Sektor Pertanian

NERACA

Jakarta - Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan dunia usaha dari China, Singapura, dan Malaysia di sektor pertanian. Ia menegaskan pentingnya mendorong pertanian Indonesia menuju industrialisasi dan hilirisasi berbasis koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Pertanian Indonesia perlu didukung untuk masuk ke industrialisasi dan hilirisasi berbasis koperasi,” ujar Budi Arie usai penandatanganan MoU antara Inkud dan pengusaha dari China, Singapura, dan Malaysia di Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Perwakilan China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT) di Indonesia, Li Feng, serta para pengusaha asing.

Budi Arie berharap kerja sama Inkud dengan pihak luar terus dikembangkan dan saling menguntungkan. “Kita negara terbuka untuk melakukan banyak kerja sama dengan negara lain yang diharapkan membawa kemajuan bersama,” kata Budi Arie.

Sementara itu, Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono menambahkan, KemenKop akan terus mendorong kerja sama antara koperasi di Indonesia dengan perusahaan asing untuk pengembangan sektor industri. “Inkud bergerak di tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan,” ujar Ferry.

Kementerian Koperasi (KemenKop) mendorong koperasi tidak hanya memproduksi bahan baku, tetapi juga terlibat dalam kegiatan industri agar menjadi badan usaha besar. “Tujuannya agar koperasi dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing,” kata Ferry.

Ketua Umum Inkud, Portasius Nggedi, menjelaskan bahwa mitra Inkud melalui perwakilan Kadin China di Indonesia memberikan donasi peralatan untuk program pemerintah Makan Bergizi Gratis senilai US$1,7 juta. “Ada juga bantuan dari Shenyang Agricultural University berupa pembangunan laboratorium di bidang pertanian dan perkebunan,” jelas Portasius.

Portasius berharap bantuan ini dapat mempercepat program pemerintah. Selain itu, Inkud menjalin kerja sama dengan pengusaha Singapura untuk pembangunan pabrik crude palm oil (CPO) dan sektor hilirnya, yaitu refinery. “Kami membangun dari hulu sampai hilir bersama pengusaha Singapura,” ungkap Portasius.

Rencananya akan dibangun lima pabrik CPO, salah satunya di Jambi. “Mereka akan bertemu langsung dengan petani sawit di Jambi. Jadi, para petani menjadi subjek dalam ekosistem dari hulu ke hilir ini,” tutur Portasius.

Terkaiait koperasi pertanian, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus mendorong transformasi sektor pertanian Indonesia melalui pembangunan korporasi pertanian dengan pendekatan clustering dan pemanfaatan teknologi modern. Rancangan pertanian padi korporasi yang diusung ini sejalan dengan konsep Corporatized Modern Rice Farming yang sukses diterapkan di Arkansas, Amerika Serikat.

Salah satu pertanian korporasi yang ditinjau Amran yaitu Brantley Farming Co di Arkansas yang telah berkembang pesat dan merefleksikan tren global mengenai konsolidasi lahan serta optimalisasi teknologi pertanian. Perubahan signifikan di wilayah ini terjadi berkat transformasi dari model pertanian skala kecil yang dikelola keluarga (small scale family-owned rice farm operation) menjadi pengelolaan skala besar berbasis korporasi. Pengadopsian teknologi modern dalam setiap tahap produksi menjadi faktor kunci yang membuat sentra pertanian padi Arkansas mampu bersaing di pasar global.

Ciri khas dari pertanian korporasi Brantley Farming Co di Arkansas salah satunya adalah adanya investasi bersama dalam kelompok untuk mengintegrasikan teknologi pertanian presisi (precision agriculture). Dengan menggunakan traktor dan drone yang dipandu GPS serta citra satelit, petani dapat mengoptimalkan proses tanam, irigasi, serta aplikasi pestisida dan pupuk.

Selain itu, otomatisasi dalam penanaman, penyemprotan, hingga pemanenan telah mampu menekan kebutuhan tenaga kerja dan biaya produksi secara signifikan. Lebih lanjut, analisis berbasis big data digunakan untuk manajemen tanah, prediksi hasil panen, dan pemantauan efektivitas input produksi seperti varietas bibit padi unggul. Konsep ini juga mengadopsi integrasi vertikal, menggabungkan usaha budidaya dengan pengolahan dan pemasaran, termasuk ekspor.

Di Indonesia, menurut Amran telah mulai mengimplementasikan konsep korporasi pertanian ini sebagai solusi strategis untuk mencapai swasembada pangan dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di pasar pangan global. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah membangun lahan pertanian baru seluas tiga juta hektar melalui optimalisasi lahan suboptimal, termasuk lahan rawa di Merauke, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

 

 

BERITA TERKAIT

Survei Sun Life: Beratnya Finansial dan Kesehatan Mental dari Diabetes Tipe 2 di Indonesia

Survei Sun Life, Beratnya Finansial dan Kesehatan Mental dari Diabetes Tipe 2 di Indonesia NERACA  Jakarta – Penelitian baru oleh…

Potensi Pangan Biru Dioptimalkan untuk Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengoptimalkan potensi pangan biru (pangan akuatik) untuk mendukung pencapaian target swasembada…

Penguatan SRG dan PLK Dapat Perkuat Pasar Dalam Negeri dan Ekspor

NERACA Tagerang – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimistis sistem resi gudang  (SRG) dan pasar lelang komoditas (PLK) dapat…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Survei Sun Life: Beratnya Finansial dan Kesehatan Mental dari Diabetes Tipe 2 di Indonesia

Survei Sun Life, Beratnya Finansial dan Kesehatan Mental dari Diabetes Tipe 2 di Indonesia NERACA  Jakarta – Penelitian baru oleh…

Potensi Pangan Biru Dioptimalkan untuk Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengoptimalkan potensi pangan biru (pangan akuatik) untuk mendukung pencapaian target swasembada…

Penguatan SRG dan PLK Dapat Perkuat Pasar Dalam Negeri dan Ekspor

NERACA Tagerang – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimistis sistem resi gudang  (SRG) dan pasar lelang komoditas (PLK) dapat…