NERACA
Jakarta - Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Arsy Buana Travelindo Tbk. (HAJJ) memperluas cakupan bisnisnya melalui keterlibatan langsung dalam penyediaan layanan katering untuk jamaah haji Indonesia pada 2025. Dimana perseroan memperoleh kontrak resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia untuk memberikan layanan katering jamaah haji di dua kota utama, yakni Makkah dan Madinah. Total nilai kontrak untuk penyediaan katering tahun ini mencapai sekitar 4 juta Riyal Saudi atau setara Rp17,61 miliar.
Direktur Utama HAJJ, Saipul Bahri dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyampaikan, sebagai tahap awal pelaksanaan, perseroan telah menyelesaikan proses simulasi penyajian layanan katering dengan sukses. Di Madinah, perseroan melayani 8.000 jamaah selama 9 hari dengan total penyediaan sekitar 216.000 porsi.
Sementara di Makkah mencakup 20.320 jamaah untuk penyediaan 2 hari setelah puncak pelaksanaan ibadah haji yakni tanggal 14 dan 15 Dzulhijjah atau sekitar 122.000 porsi. Seluruh layanan disiapkan melalui dapur operasional milik perseroan baik di Madinah dan Makkah yang telah memenuhi standar regulator terkait dan dijalankan dengan proses kendali mutu yang ketat.“Ini mempertegas kesiapan operasional kami dalam memberikan layanan yang terstandarisasi dan terpercaya bagi jamaah di Tanah Suci,” ujarnya.
Direktur Keuangan HAJJ Agung Prabowo menambahkan bahwa keterlibatan dalam layanan katering haji memberikan sinergi positif terhadap pengembangan bisnis perseroan secara menyeluruh.“Kontrak ini menunjukkan bahwa kami tidak hanya siap di lini akomodasi, tetapi juga mampu menyediakan layanan katering dalam upaya terbaik untuk bisa melayani dan memenuhi kebutuhan para jemaah. Ini menjadi bagian dari langkah strategis untuk menunjang pertumbuhan yang berkelanjutan,”kata Agung.
Dengan pencapaian ini, PT Arsy Buana Travelindo Tbk optimistis dapat memperluas portofolio layanan ibadah haji dan umrah. Perseroan juga memperkuat posisinya sebagai mitra strategis bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam industri perjalanan religi Indonesia.
Dari sisi kinerja, HAJJ membukukan laba bersih Rp26,84 miliar, tumbuh 171% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,90 miliar. Peningkatan ini mencerminkan permintaan konsumen yang kuat, khususnya pada segmen akomodasi umrah Ramadan dan Syawal. HAJJ meraup pendapatan Rp325,14 miliar pada kuartal I/2025, meningkat 6% secara tahunan. Kontribusi terbesar berasal dari segmen hotel yang tumbuh menjadi Rp299,99 miliar atau 92,23% dari total pendapatan.
Sebelumnya, emiten penyedia jasa dan fasilitas perjalanan religi ini menambah allotmen atau alokasi kamar hotel bintang 5 yang dilakukan di hotel Al Safwah Tower, Mekkah dalam rangka menggenjot pertumbuhan bisnisnya di travel haji dan umroh. “Kami melihat peluang besar dari penambahan allotment ini untuk memperkuat posisi kami dalam memenuhi kebutuhan akomodasi jamaah selama Ramadan,” kata Agung Prabowo.
Disampaikannya, perseroan bakal mengelola adalah 20 kamar dengan potensi pendapatan mencapai 1.732.500 Riyal Saudi atau setara dengan sekitar Rp7,2 miliar. Berdasarkan pengalaman perseroan di tahun-tahun sebelumnya, lanjut Agung, okupansi hotel selama Ramadan selalu penuh dan ini mencerminkan tingginya kepercayaan jamaah terhadap layanan yang disediakan oleh perusahaan.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…
Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…