NERACA
Jakarta — Emiten produsen herbal dan penyedia layanan maklon kecantikan, PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT) menargetkan pertumbuhan laba sekitar 20% pada tahun ini dibandingkan laba tahun 2024 sebesar Rp30 miliar.“Kita menginginkan harapannya minimal di 20% profit yang akan kita dapatkan di 2025, pastinya ada strategi-strategi yang kita jalankan secara internal,” kata Direktur Utama OBAT, Is Heriyanto di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong pertumbuhan laba tersebut. Dimana perseroan bakal mendorong pemasaran digital lebih intens. Di sisi lain, Heriyanto mengatakan, perseroannya turut menjajaki peluang pertumbuhan pendapatan dan laba bersih dari program makan bergizi gratis pemerintah.
Dia menargetkan, perseroannya dapat masuk ke program pemerintah itu dengan volume mencapai sekitar 8 juta per hari. Adapun saat ini, OBAT telah memiliki dua produk unggulan untuk mengambil bagian pada program makan bergizi gratis itu di antaranya susu spirulina dan neoalgae spirulina,“Kami sudah beberapa kali audiensi terkait dengan program makanan gratis, kita tinggal menunggu informasi resmi dari Badan Gizi Nasional,” tuturnya.
OBAT resmi mencatatkan sahamnya di BEI, Senin (13/1). Adapun saham yang dilepas ke publik 170.000.000 lembar yang setara dengan 28,33% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga saham Rp350 per lembar, OBAT memperoleh suntikan dana publik sebesar Rp59,5 miliar. “Seluruh perolehan dana IPO kami alokasikan ke modal kerja untuk mendukung pertumbuhan penjualan produk,” kata dia.
Pada pembukaan perdagangan perdananya hari ini, saham OBAT melejit 20,57% atau 72 poin ke level Rp422 per lembar. OBAT mencatatkan transaksi dengan nilai sebesar Rp4 miliar yang melibatkan 99.447 lembar saham. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT OSO Sekuritas Indonesia (OSI) sebagai Penjamin Pelaksana Emisi efek.
Direktur Utama OSI, Andy Ranto menilai, positif IPO yang dikerjakan OBAT. Dalam masa penawaran selama 5 hari bursa, saham OBAT mampu menarik ribuan investor sehingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribe 40X. Bersamaan dengan pencatatan saham perdana, waran seri 1 juga akan diterbitkan sebanyak 85.000.000 lembar atau 19,77% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor.
Harga pelaksanaan waran sebesar Rp350 per lembar yang dapat diubah kepemilikannya menjadi saham selama periode 6 bulan, mulai dari 9 Juli 2025 hingga 8 Januari 2026. Sehingga keseluruhan perolehan dana pelaksanaan waran seri I mencapai Rp 29,75 miliar.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmen perseroan untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah di hadapan Presiden Prabowo…
NERACA Jakarta – Pasca pengawasan bursa kripto dan derivatif beralih dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini lembaga tersebut…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (14/1) sore ditutup turun mengikuti pelemahan…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmen perseroan untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah di hadapan Presiden Prabowo…
NERACA Jakarta – Pasca pengawasan bursa kripto dan derivatif beralih dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini lembaga tersebut…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (14/1) sore ditutup turun mengikuti pelemahan…