NERACA
Jakarta — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, terdapat 22 calon emiten berada dalam pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). "Dari 22 calon perusahaan tercatat tersebut, 19 perusahaan memiliki aset skala besar, atau di atas Rp250 miliar," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, terdapat 2 perusahaan skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar yang mengantre untuk IPO. Selain itu, sebanyak 1 perusahaan merupakan perusahaan dengan aset skala kecil, atau dengan aset di bawah Rp50 miliar. Sementara itu, sampai 3 Januari 2025, BEI juga mencatat belum ada perusahaan yang melantai di BEI dan belum ada dana yang dihimpun.
Nyoman juga mengatakan, dari 22 perusahaan tersebut, perusahaan yang bergerak pada sektor consumer non-cyclicals menjadi yang paling banyak, yakni 5 entitas usaha. Sementara itu, 3 perusahaan dari sektor basic materials, 1 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 3 perusahaan dari sektor energi dan 2 perusahaan dari sektor finansial. Lalu, 3 perusahaan dari sektor healthcare, 3 perusahaan industri, serta 2 perusahaan properti dan real estate.
Di sisi lain, BEI juga mencatat belum ada emisi dari penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) yang telah diterbitkan. Adapun, sampai dengan 3 Januari 2025 terdapat 15 emisi dari 12 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline. Demikian pula dengan rights issue, sampai dengan 3 Januari 2025, belum tercatat adanya aksi korporasi tersebut. Namun, sebanyak 8 perusahaan tercatat masuk ke dalam pipeline rights issue BEI per 3 Januari 2025.
Di tahun 2025, BEI menargetkan pencatatan efek baru di pasar modal sebanyak 407 efek. Di dalamnya, pencatatan efek saham baru lewat IPO dibidik sebanyak 66 pencatatan baru. Setidaknya sudah ada 3 perusahaan mercusuar atau lighthouse dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun, yang masuk antrean (pipeline) IPO pada 2025. Dimana tiga perusahaan tersebut berasal dari sektor basic materials, energi, dan kesehatan. “Perusahaan lighthouse ada tiga. Prosesnya di tahun 2024, tetapi karena kelengkapan laporan keuangan dan dokumen membuat perusahaan masuk tahun 2025,” kata Nyoman.
Kemudian BEI juga menargetkan pertumbuhan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru, dan rata-rata nilai transaksi saham harian (RNTH) mencapai Rp13,5 triliun. Sementara itu, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025, BEI sempat menyebutkan peningkatan jumlah IPO ditargetkan menjadi 66 pencatatan pada 2025.
Dibalik pertumbuhan industri pasar modal, rupanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih mencatat beberapa perusahaan tercatat yang melanggar aturan. Alhasil, lembaga…
E. Aminudin Aziz resmi dilantik sebagai Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Prosesi pelantikan dilakukan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan…
NERACA Jakarta -Pangkas beban utang dan juga menjaga kepercayaan investor di pasar, emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)…
Dibalik pertumbuhan industri pasar modal, rupanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih mencatat beberapa perusahaan tercatat yang melanggar aturan. Alhasil, lembaga…
E. Aminudin Aziz resmi dilantik sebagai Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Prosesi pelantikan dilakukan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan…
NERACA Jakarta -Pangkas beban utang dan juga menjaga kepercayaan investor di pasar, emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)…