OBAT Tetapkan Harga IPO Rp350 Per Unit

NERACA

Jakarta - PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau IPO (initial public offering) sebesar Rp350 per unit. Dari IPO ini, emiten di bidang maklon herbal, kosmetik, dan minuman fungsional dan botanical itu meraup dana Rp59,5 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektusnya yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Perseroan mengungkapkan, penawaran umum saham OBAT dimulai Jumat 3 Januari 2025 sampai dengan 9 Januari  2025. Penjatahan saham OBAT, dan distribusi saham secara elektronik pada 9 dan 10 Januari 2025. Pencatatan saham OBAT di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Januari 2025.

Pada aksi korporasi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak 170.000.000 saham ke publik dengan nilai nominal Rp50 per unit. Jumlah saham yang ditawarkan Perseroan tersebut mencapai 28,33% dari modal disetor OBAT setelah IPO saham. Bertindak sebagai penjamin emisi efek adalah PT OSO Sekuritas Indonesia.

Menurut Direksi OBAT, seluruh dana yang diperoleh dari hasil enawaran Umum iniu setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja yang antara lain untuk pembelian bahan baku, penambahan produksi, dan pengembangan pemasaran. Bersamaan dengan IPO saham, perseroan juga menerbitkan waran seri I sebanyak 85.000.000 unit atau sekitar 19,77% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO saham.

Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I dimana setiap 1 (satu) Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan dengan harga pelaksanaan Rp350 per unit senilai Rp29,75 miliar.

Dana yang akan diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja yang antara lain untuk pembelian bahan baku, penambahan produksi dan pengembangan pemasaran. Setelah IPO, mulai tahun buku 31 Desember 2024, perseroan berencana untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham. Dividen yang dibagikan akan maksimal 50% dari laba bersih tahun berjalan.

Namun, besar kecilnya pembagian dividen akan tergantung pada kinerja usaha, arus kas, serta prospek bisnis perusahaan. Manajemen juga akan mempertimbangkan kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana investasi di masa depan, dengan tetap memperhatikan pembatasan peraturan yang berlaku. 

BERITA TERKAIT

Gelar Sayembara Desain Rumah - BTN Siapkan Hadiah Lebih dari Rp 1 Miliar

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengundang para arsitek Indonesia untuk menciptakan ide-ide terbaik dalam desain rumah subsidi berlandaskan…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Gesit Perkasa Borong 73,2 Juta Saham ALKA

Perkuat dominasi kepemilikan saham, PT Gesit Perkasa sebagai pemegang saham pengendali PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) memborong 73.284.750 lembar saham…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Gelar Sayembara Desain Rumah - BTN Siapkan Hadiah Lebih dari Rp 1 Miliar

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengundang para arsitek Indonesia untuk menciptakan ide-ide terbaik dalam desain rumah subsidi berlandaskan…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Gesit Perkasa Borong 73,2 Juta Saham ALKA

Perkuat dominasi kepemilikan saham, PT Gesit Perkasa sebagai pemegang saham pengendali PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) memborong 73.284.750 lembar saham…