NERACA
Boyolali – Kementerian Koperasi (Kemenkop) RI menjajaki kemungkinan pembuatan pabrik susu yang melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) di daerah.
"Kementerian Koperasi mendorong koperasi peternak sapi perah gabungan koperasi susu Indonesia punya pabrik pengelolaan susu sendiri," kata Wakil Menteri Koperasi RI, Ferry Juliantono di KUD Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengutip laman Antara.
Ferry mengatakan Kementerian Koperasi akan menjajaki kemungkinan koperasi bisa terlibat dalam proses industri tersebut.
"Tujuannya adalah bisa meningkatkan volume produksi nasional, karena memang ada peningkatan kebutuhan susu di tingkat nasional. Mudah-mudahan koperasi punya andil dalam peningkatan produksi susu nasional," jelas Ferry.
Upaya tersebut dilakukan agar susu produksi peternak sapi perah dapat seluruhnya terserap oleh industri.
"Memang prioritas kerja kami dalam rangka mendorong apa yang diinginkan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto, bahwa pemerintahan sekarang memprioritaskan swasembada pangan," ungkap Ferry.
Ferry mengatakan swasembada pangan artinya produksi nasional harus ditingkatkan dan angka impor harus dikurangi.
"Akan kami sajikan di waktu yang tidak terlalu lama, kita punya pabrik pengolahan susu sendiri. Ini sejalan dengan peningkatan produksi susu yang diharapkan nanti sejalan dengan pengurangan jumlah impor," jelas Ferry.
Sementara itu, Ferry mengatakan, pemerintah juga berkomitmen memberikan pendampingan kepada seluruh pihak untuk bisa menyukseskan program makan bergizi.
"Di dalamnya ada kebutuhan terhadap susu, jadi bapak Ibu tidak perlu takut kita kehilangan pasar karena program makan bergizi selain tujuannya untuk menurunkan angka kekurangan gizi di masyarakat juga bertujuan agar program ini bisa menjadi kekuatan pasar yang baru," kata Ferry.
Ferry berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para petani, peternak sapi perah, peternak ayam, perikanan, nelayan, perkebunan dan lain sebagainya.
"Program makan bergizi juga sebagai kesempatan untuk bisa menggerakkan ekonomi rakyat, terutama juga koperasi-koperasi untuk bisa menyediakan bahan baku," jelas Ferry .
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan pihaknya sangat mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mewajibkan industri pengolahan susu (IPS) menyerap susu segar dalam negeri (SSDN) dari peternak dan pengepul susu sebagai bahan baku industri. Hal ini untuk mendorong para peternak dan untuk menjalankan kinerja IPS.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, “langkah ini membuktikan keberpihakan pemerintah kepada para peternak rakyat.”
Agus pun menjelaskan, produksi SSDN dalam negeri saat ini memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu sebesar 20 persen atau sekitar 750 ribu ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 530 ribu ton bahan baku susu segar dipasok oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia yang terdiri dari 59 koperasi dan 44.000 peternak dengan kualitas susu yang memenuhi standar. Sedangkan 80 persen kebutuhan bahan baku susu masih harus dipenuhi dari impor.
Industri Pengolahan Susu Nasional mampu bertumbuh rata-rata 5 persen/tahun, sedangkan pertumbuhan produksi susu segar dalam negeri rata-rata 0,9 persen per tahun. Hal ini menyebabkan sebagian besar kebutuhan susu dalam negeri dipenuhi oleh impor, karena gap antara bahan baku SSDN dan impor yang semakin besar.
“Agar gap tersebut tidak semakin besar, kami berharap kepada Kementerian Pertanian sebagai pembina peternak sapi perah untuk dapat melakukan pembinaan dari mulai pemerahan, penyimpanan, dan penanganan agar dapat memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan industri,” kata Agus, menanggapi pertanyaan media terkait pertemuan Menteri Pertanian dengan peternak sapi perah dan industri pengolahan susu.
Agus juga menyampaikan dukungan terhadap keikutsertaan peternak sapi perah rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam program Petani Milenial yang telah dicanangkan oleh Kementan. Upaya ini diharapkan dapat semakin menarik minat kaum milenial untuk terjun menjadi peternak dan penghasil susu lokal guna mencapai swasembada pangan, terutama susu.
Kemenperin selama ini aktif memfasilitasi industri untuk menyerap bahan baku susu segar yang diperoleh dari peternakan rakyat/koperasi melalui program kemitraan, antara lain serapan pasokan susu segar melalui kontrak jangka panjang, pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas SSDN, peningkatan sarana/prasarana rantai pasokan berupa cooling system dan digitalisasi Tempat Penerimaan Susu (TPS).
Selanjutnya, Kemenperin telah melakukan program digitalisasi dan peningkatan teknologi pada Tempat Penerimaan Susu (TPS) sebanyak 96 titik di Jawa Barat dan Jawa Timur pada tahun 2022-2024. Program tersebut mendukung upaya peningkatan kualitas susu dari sisi menjaga rantai dingin pasokan, cemaran mikroba, serta kandungan gizi (protein dan lemak) pada susu segar.
Dorong KUD Masuk Industri Pengolahan Boyolali - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyampaikan beberapa hal yang bisa menjadi solusi…
NERACA Azerbaijan – Pertamina menyiapkan 8 persen dari total belanja investasinya hingga tahun 2029, atau sekitar USD5,7 miliar, untuk pengembangan…
NERACA Jakarta – Industri kreatif merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak digeluti oleh para pelaku bisnis berusia muda.…
Dorong KUD Masuk Industri Pengolahan Boyolali - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyampaikan beberapa hal yang bisa menjadi solusi…
NERACA Boyolali – Kementerian Koperasi (Kemenkop) RI menjajaki kemungkinan pembuatan pabrik susu yang melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) di daerah.…
NERACA Azerbaijan – Pertamina menyiapkan 8 persen dari total belanja investasinya hingga tahun 2029, atau sekitar USD5,7 miliar, untuk pengembangan…