NERACA
Jakarta- Debut perdana di pasar modal, PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk. (NAIK) pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka naik 23 poin atau 21,5% ke level Rp130 per saham. Frekuensi transaksi saham NAIK saat pembukaan perdagangan sebanyak 4.576 kali dengan volume 73,48 juta saham yang diperdagangkan.
Adiwarna Anugerah Abadi menjadi perusahaan ke-39 yang tercatat di BEI pada 2024, dan telah merampungkan masa penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Perseroan mengaku optimistis bisa mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga double digit sepanjang 2024.
Direktur Utama Adiwarna Anugerah Abadi, Johannes menuturkan, dengan adanya tambahan dari penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO), diharapkan operasional NAIK bisa lebih efisien. "Kami memproyeksikan bisa meraup pendapatan sekitar Rp 190 miliar dan untuk laba bersih diharapkan bisa tumbuh sekitar 14%–15% untuk tahun ini,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Sepanjang tahun lalu, NAIK membukukan pendapatan sebesar Rp 124,46 miliar pada 2023. Jika NAIK membidik pendapatan Rp 190 miliar di 2024, maka pertumbuhan kinerjanya mencapai 52,65%. Dengan melepas 750 juta saham di harga Rp 107 setiap saham, NAIK berhasil meraup dana segar sebesar Rp 80,25 miliar dalam hajatan penawaran umum perdana saham. "Seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja, karena saat ini kami sedang banyak proyek yang harus digunakan. Untuk itu, dana IPO akan dipakai untuk kebutuhan operasional,”kata Johannes.
Johannes menjelaskan, NAIK membidik pasar premium, khususnya industri pulp & paper, perkebunan kelapa sawit & pengolahannya, pertambangan, data center dan rumah sakit. NAIK sudah melayani puluhan pelanggan baik dari perusahaan swasta hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di antara PT PP Tbk (PTPP), PT Hutama Karya dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Merujuk prospektus Adiwarna, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Alokasi itu mencakup pembelian material utama, material pembantu, material consumables, serta biaya gaji, lembur tenaga kerja, akomodasi serta mobilisasi tenaga kerja.
Sebagai gambaran, Adiwarna Anugerah Abadi mengantongi pendapatan Rp105,16 miliar pada 2022 dan Rp124,46 miliar pada 2023. Pada periode tersebut laba neto perseroan tercatat sebesar Rp11,94 miliar dan Rp14,65 miliar. Pada akhir 2023, total aset Adiwarna Anugerah Abadi tercatat sebesar Rp189,82 miliar. Adapun, total liabilitasnya Rp117,97 miliar dan total ekuitas Rp71,84 miliar.
Kesadaran masyarakat, khususnya generasi milenial terhadap isu lingkungan dan penggunaan energi ramah lingkungan cukup tinggi. Mereka aktif melakukan penghematan energi di rumah…
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
Kesadaran masyarakat, khususnya generasi milenial terhadap isu lingkungan dan penggunaan energi ramah lingkungan cukup tinggi. Mereka aktif melakukan penghematan energi di rumah…
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…