NERACA
Jakarta- Kinerja keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di kuartal tiga 2024 masih negatif. Dimana perseroan membukukan pendapatan sebesar US$1,657 miliar per September 2024, turun 9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar US$1,827 miliar. Informasi tersebut disampakan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dari pendapatan tersebut, ITMG membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$273 juta. Hasil ini turun 33% dibandingkan periode yang sama tahun 2023, dimana laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$406 juta dan laba bersih periode berjalan sebesar US$405 juta.
Penurunan pendapatan ITMG di atas seiring dengan penurunan harga jual rata-rata batubara. Meski volume penjualan batu bara perseroan mencapai 17,1 juta ton per September 2024, naik 12% year-on-year, namun harga jual rata-rata batu bara (ASP) merosot 20% year-on-year, sejalan dengan normalisasi harga batubara. Hal ini berdampak pada pendapatan perseroan.
Agung Putra Sulaiman, Investor Relation ITMG mengatakan, seiring pendapatan, beban pokok pendapatan turun 3% menjadi US$1,178 miliar per September 2024, dari US$1,216 miliar per September 2023. Ini karena biaya royalti lebih rendah sejalan dengan penurunan ASP.
Peningkatan biaya penambangan dan transportasi batubara masing-masing sebesar 7% dan 9%. Ini disebabkan oleh peningkatan volume produksi menjadi 15 juta ton per September 2024, naik 12% dari sebesar 13,4 juta ton per September 2023.
Beban penjualan meningkat 43% year-on-year. Ini seriring dengan volume penjualan yang lebih tinggi selama periode tersebut sementara beban umum dan administrasi turun 26% year-on-year. Ini karena penurunan beban administrasi pertambangan.“ITMG mencatat pendapatan keuangan sebesar US$30 juta per September 2024, naik 20% dari US$25 juta per September 2023, sementara biaya keuangan sedikit meningkat, dari US$2,2 juta menjadi US$2,7 juta per September 2024,” katanya.
Perusahaan juga membukukan pendapatan lain-lain sebesar US$4,8 juta per September 2024, seiring dengan keuntungan dalam kurs mata uang asing sebesar US$6,2 juta. Royalti kepada Pemerintah turun 30% menjadi US$187 juta, dari sebelumnya US$265 juta. Ini karena ASP yang lebih rendah, sejalan dengan harga acuan yang lebih rendah. Beban pajak penghasilan turun 25%, dari US$116 juta menjadi US$87 juta per September 2024.
Sementara itu, total aset pada akhir September 2024 naik menjadi US$2,346 miliar, meningkat 7% year-to-date dibandingkan dengan akhir tahun 2023 sebesar US$2,188 miliar. Total liabilitas meningkat menjadi US$508 juta per 30 September 2024 dari US$399 juta per 31 Desember 2023. Ini seiring dengan peningkatan utang usaha dan pinjaman bank jangka panjang baru. Adapun jumlah ekuitas mencapai US$1,838 miliar, naik 3% dari US$1,789 miliar per 31 Desember 2023.
Kesadaran masyarakat, khususnya generasi milenial terhadap isu lingkungan dan penggunaan energi ramah lingkungan cukup tinggi. Mereka aktif melakukan penghematan energi di rumah…
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
Kesadaran masyarakat, khususnya generasi milenial terhadap isu lingkungan dan penggunaan energi ramah lingkungan cukup tinggi. Mereka aktif melakukan penghematan energi di rumah…
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…