Garuda Balikkan Rugi Jadi Laba US$18,11 Juta

NERACA

Jakarta-Sampai dengan Oktober 2024, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan laba bersih atau net income senilai US$ 18,11 juta, dibandingkan priode yang sama tahun lalu tercatat rugi bersih senilai US$ 82,86 juta. “Capaian net income GIAA disebabkan oleh adanya perubahan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 menjadi PSAK 107,”kata Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, capaian net income itu masih berasal dari sebesar 10% lessor (penyewa pesawat) yang menyetujui PSAK 107, dari total seluruh pesawat sewaan di bawah perseroan. Apabila semua lessor (penyewa pesawat) menyetujui penerapan PSAK 107, dirinya optimistis bahwa ke depan ekuitas perseroan dapat berbalik positif dibandingkan posisi negatif saat ini."Per kemarin Oktober 2024 kita bukukan (PSAK 107) langsung bisa positif, 10 persen dari list total pesawat. Berarti, nanti ke depan pun juga, kalau semuanya sudah setuju kita udah langsung positif, ekuitas kita positif," ujar Irfan.

PSAK 73 merupakan standar pembukuan transaksi sewa pada beban operasi, sedangkan PSAK 107 adalah standar akuntansi untuk akad ijarah yang digunakan dalam pembiayaan oleh bank syariah dan lembaga keuangan lainnya. Dalam PSAK 73, biaya sewa pesawat akan dimasukkan sebagai beban operasional, sementara itu dalam PSAK 107 biaya sewa pesawat akan akan menjadi cash basis.

Per Oktober 2024, Garuda Indonesia membukukan pendapatan senilai US$ 2,84 miliar atau meningkat sebesar 16,13% (yoy) dibandingkan sebelumnya senilai US$ 2,44 miliar. Pada periode ini, EBITDA perseroan tercatat senilai US$ 780,34 juta atau meningkat sebesar 13,82% (yoy) dibandingkan senilai US$ 685,60 juta pada periode sama tahun sebelumnya.

Kemudian, operating result perseroan tercatat senilai US$ 310,40 juta per Oktober 2024 atau meningkat 19,69% (yoy) dibandingkan senilai US$ 249,30 juta pada periode sama tahun sebelumnya. Selain itu, Irfan juga mengungkapkan, perseroan akan kedatangan empat pesawat baru pada akhir tahun 2024 ini.

Dirinya memastikan bahwa satu pesawat akan datang pada pekan ini yang berasal dari Lebanon, dan sisanya sekitar dua atau tiga pesawat akan berasal dari tempat penyimpanan pesawat Alice Springs di Australia."Satu dari Lebanon. Sama dari Alice Springs yang di Australia yang gurun tempat naruh pesawat-pesawat itu, kalau nggak salah tiga atau dua gitu," ujar Irfan.

Dia menyebut bahwa ke empat pesawat tersebut nanti statusnya adalah sewa dari pihak ketiga, bukan pembelian."Semua nyewa. Kita kan leasing semua, jadi ya bayar sewa, nggak ada yang beli kita," kata Irfan.

Irfan berharap kehadiran empat pesawat tersebut nantinya dapat meningkatkan pelayanan perseroan pada periode libur Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 mendatang."Mudah-mudahan menjelang akhir tahun (tiba), sehingga bisa memastikan pelayanan menjelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru)," ujar Irfan.

Per Oktober 2024, total jumlah pesawat yang dioperasikan oleh Grup Garuda Indonesia sebanyak 96 pesawat, atau berkurang sebanyak satu pesawat dibandingkan sebanyak 97 pesawat pada periode September 2024. Adapun, rinciannya yaitu sebanyak 56 pesawat dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan sebanyak 40 pesawat dioperasikan oleh Citilink.

BERITA TERKAIT

Potensi Pendapatan Rp3 Triliun - SGER Teken Kontrak Batubara 2 Juta MT

NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…

Komitmen PLN Membangun Warisan Energi Bersih

Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…

Pefindo Pertahankan Rating A+ Barito Pacific

NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Potensi Pendapatan Rp3 Triliun - SGER Teken Kontrak Batubara 2 Juta MT

NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…

Komitmen PLN Membangun Warisan Energi Bersih

Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…

Pefindo Pertahankan Rating A+ Barito Pacific

NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…