NERACA
Jakarta -Pasar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di tahun 2025 masih akan ramai. Hal ini didukung kondisi politik yang telah stabil dan pemangkasan suku bunga yang berlanjut. Disebutkan, tahun depan pasar IPO akan diramaikan perusahaan atau anak perusahaan BUMN.
Direktur Investment Banking Capital Market PT BRI Danareksa Sekuritas, Kevin Praharyawan menuturkan, tahun ini dengan berbagai macam faktor seperti tensi geopolitik, makro ekonomi, hingga tahun politik cukup mempengaruhi pasar modal Indonesia. "Makanya dari satu sisi, saya percaya tahun ini memang bukan waktu yang tepat bagi orang-orang untuk melakukan aksi korporasi,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dengan katalis positif yang perlahan muncul, Kevin memperkirakan tahun depan terdapat beberapa perusahaan berkapitalisasi pasar besar hingga besar yang akan mencoba masuk ke Bursa melalui IPO. Kevin juga mencermati dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa perusahaan BUMN dan anak perusahaan BUMN yang mencoba untuk masuk ke pasar modal.
Hanya saja, dengan situasi politik dan ekonomi tahun ini, Kevin melihat BUMN dan anak perusahaan BUMN tersebut menunda aksi mereka masuk ke pasar modal. "Mungkin saja mereka akan mencoba kembali untuk masuk ke market gitu ya," tutur Kevin.
Kevin juga menuturkan saat ini dalam pipeline IPO BRI Danareksa Sekuritas terdapat perusahaan BUMN atau anak usaha BUMN yang mencoba untuk melakukan IPO. "Ada [BUMN]. Cuma saya belum bisa bilang," ucap Kevin.
Sebagai informasi, sejumlah BUMN dan anak usaha BUMN dikabarkan berminat untuk melantai di Bursa. BUMN dan anak usaha BUMN tersebut seperti PT Pertamina Hulu Energi, PT Pupuk Kalimantan Timur, hingga PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PalmCo. Adapun, PalmCo sebelumnya menuturkan masih akan menunda kegiatan penawaran umum saham perdana mereka.
Direktur Utama PTPN III, Abdul Gani menuturkan, penundaan ini menunggu kebijakan pemerintahan baru Prabowo Subianto. Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Priadi sebelumnya menuturkan pihaknya terus menyiapkan diri untuk IPO dengan meningkatkan kinerja keuangan Pupuk Kaltim.
Sama seperti PalmCo, Pertamina Hulu Energi juga tercatat menunda aksi IPO mereka. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan PHE sebelum melakukan IPO. Kartika menuturkan saat ini PHE difokuskan untuk menggenjot eksplorasi dan produksi, serta meningkatkan aksi merger dan akuisisi di luar negeri.
Sampai saat ini, sebanyak 14 perusahaan BUMN dan 23 anak perusahaan BUMN telah tercatat di BEI, sehingga total terdapat 37 perusahaan BUMN dan anak usahanya. Direktur Utama BEI, Iman Rachman pernah bilang, cari 20 perusahaan dengan market cap terbesar dalam indeks LQ45 dan sebanyak lima perusahaan BUMN dan satu anak perusahaan BUMN masuk ke dalam jajaran tersebut."Menarik, dari 20 perusahaan dengan market cap terbesar dan secara nilai transaksi per hari itu kontribusinya 60% yang mana sekitar 5 itu perusahaan BUMN dan satu anak perusahaan BUMN," ujar Iman.
Dari kontribusi 60% transaksi harian tersebut, Iman melanjutkan bahwa sekitar 15% dikontribusikan oleh lima perusahaan BUMN dan satu anak perusahaan BUMN tersebut. Dengan demikian, Iman berharap akan semakin banyak perusahaan BUMN dan anak perusahaan BUMN akan melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia pada tahun- tahun mendatang.
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…