NERACA
Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,8 triliun untuk tahun 2025. Dimana anggaran capaex tahun ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya.”Sebagian besar belanja modal Blue Bird akan digunakan untuk peremajaan armada dan penambahan armada,”kata Direktur Keuangan Blue Bird, Irawati Salim di Jakarta, kemarin.
Hingga kuartal pertama 2025, sekitar 30% anggaran capex telah terserap. Blue Bird memproyeksikan akan menambah sekitar 1.200 unit armada sepanjang 2025. Namun Irawati belum merinci berapa unit yang terdiri atas armada konvensional dan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Perusahaan tetap menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di kisaran dua digit sepanjang tahun ini.
Wakil Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono mengatakan, jumlah EV yang akan dibeli belum bisa ditentukan karena perusahaan mempertimbangkan antara kebutuhan peremajaan dan pembelian baru. “Jumlah EV kami perlu bertambah memang, tapi belum bisa menjelaskan berapa banyak,”ujarnya.
Disebutkan, capex yang dialokasikan juga mencakup pembelian armada bus listrik dan kendaraan listrik tipe multi purpose vehicle (MPV). Sementara Direktur Utama Blue Bird, Adrianto Djokosoetono menambahkan, perusahaan mencatat pertumbuhan dua digit pada pendapatan dan laba bersih selama tiga tahun berturut-turut. “Pencapaian ini menunjukkan ketahanan dan adaptasi Bluebird atas tantangan industri dan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang,” ucap Adrianto.
Sepanjang 2024, Blue Bird membukukan pendapatan sebesar Rp 5,04 triliun, tumbuh 14% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp4,42 triliun. EBITDA mencapai Rp 1,2 triliun atau naik 9% secara tahunan. Laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 593 miliar, naik 28% dibandingkan 2023. Kemudian dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BIRD menyetujui membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp120 per saham kepada pemegang sahamnya.
Total dividen yang ditebar sebesar Rp300,25 miliar dengan rasio tebaran dividen atau dividend payout ratio BIRD mencapai 51,31%. Selain untuk tebaran dividen, sisa laba BIRD pada 2024 yakni Rp284,94 miliar kemudian dimanfaatkan untuk menambah modal kerja yang kemudian dijadikan sebagai laba ditahan. Mengacu harga saham BIRD saat ini di level Rp1.895 per lembar, maka imbal hasil dividen atau dividend yield yang diterima pemegang saham BIRD mencapai 6,33%.
Adapun, mengacu pada tahun lalu, RUPS tahunan BIRD menyetujui pembagian dividen sebesar Rp227,69 miliar atau Rp91 per lembar saham. Nilai tebaran dividen tahun buku 2023 itu mencapai 50,27% dari laba bersihnya. Pada tahun buku 2023, perusahaan dari keluarga suami artis Nikita Willy itu meraup laba bersih sebesar Rp452,9 miliar.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mempertegas peran strategisnya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau, dengan memperkenalkan Kredit Pemilikan…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…
NERACA Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 10.000 investor syariah baru di pasar modal Indonesia pada tahun…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mempertegas peran strategisnya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau, dengan memperkenalkan Kredit Pemilikan…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…