Harga Melonjak, BEI Suspensi Saham TOBA

NERACA

Jakarta - Lantaran terjadi peningkatan harga saham di luar kewajaran, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi atas perdagangan saham PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) mulai sesi I perdagangan, Rabu (18/6). Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan, suspensi saham dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham TOBA.

"Dalam rangka cooling down dan sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham TOBA pada perdagangan tanggal 18 Juni 2025," kata Yulianto.

Penghentian sementara perdagangan saham TOBA tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tujuannya ialah memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham TOBA tersebut."Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," imbuh Yulianto.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, harga saham TOBA naik 3,93% atau 35 poin ke level Rp925 per lembar pada penutupan perdagangan Selasa (17/6). Dalam sebulan terakhir, saham TOBA telah melonjak 95,97%, dan sepanjang tahun berjalan 2025 saham TOBA tercatat telah terbang 127,83%.

Di kuartal pertama 2025, pendapatan TOBA terkoreksi 42,47% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$71,51 juta. Realisasi itu dibawah pencapaian pada kuartal I/2024 yang senilai US$124,32 juta. Penurunan pendapatan ini disebut karena perubahan komposisi bisnis perseroan dan dampak divestasi PLTU pada kuartal I/2025.

Selanjutnya beban pokok pendapatan ikut berkurang sebesar 38,28% yoy menjadi US$64,44 juta dari sebelumnya US$104,42 juta. Adapun perseroan mengalami kerugian tahun berjalan sebesar US$58,91 juta pada kuartal I/2025, kontras dari posisi laba periode berjalan pada kuartal I/2024.

TOBA pun mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih US$60,05 juta, berbalik dari posisi sebelumnya laba bersih US$11,52 juta. Dari sisi aset, perseroan membukukan kenaikan total aset 17,32% sejak awal tahun (year-to-date/ytd) menjadi US$1,04 miliar. Sedangkan ekuitas turun 17,65% ytd menjadi US$359,56 miliar dan liabilitas naik 50,73% ytd menjadi US$688,98 miliar.

 

BERITA TERKAIT

BTN Populerkan KPR Subsidi di Forum Keuangan Berkelanjutan

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mempertegas peran strategisnya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau, dengan memperkenalkan Kredit Pemilikan…

BEI Buka Peluang Perpanjang Jam Perdagangan

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…

Siapkan Capex Rp1,8 Triliun - Blue Bird Tambah 1.200 Armada Taksi Baru

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BTN Populerkan KPR Subsidi di Forum Keuangan Berkelanjutan

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mempertegas peran strategisnya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau, dengan memperkenalkan Kredit Pemilikan…

BEI Buka Peluang Perpanjang Jam Perdagangan

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…

Siapkan Capex Rp1,8 Triliun - Blue Bird Tambah 1.200 Armada Taksi Baru

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…