Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyatakan jumlah investor pasar modal di wilayah itu tumbuh 9,82% secara tahunan (year on year/yoy)."Hingga Maret 2025, terdapat total 634.644 single investor identification (SID) di Sumatera Utara, tumbuh 9,82% year on year,"kata Kepala OJK Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien di Medan, kemarin.

Khoirul menilai, peningkatan itu terjadi lantaran saat ini ada kemudahan dengan kemajuan teknologi dan banyaknya informasi sektor keuangan tersebut. Lebih lanjut, terkait instrumen investasi, OJK mencatat bahwa reksadana masih menjadi pilihan dominan dengan jumlah investor. Penjualan reksadana oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) mencapai Rp1,51 triliun atau tumbuh sebesar 245,94% "yoy".

Dengan total nasabah reksadana sebanyak 39.636 yang terdiri dari 39.481 investor perorangan dan 155 investor institusi. Sementara instrumen populer kedua yaitu saham yang mencatat pertumbuhan rekening tertinggi sebesar 20,89% "yoy" Kemudian untuk jumlah saham oleh investor Sumatera Utara tumbuh 8,70% secara "yoy" dengan pangsa kepemilikan investor perorangan sebesar 83,82% dan institusi sebesar 16,18%."Secara kumulatif hingga Maret 2025, tercatat Rp37,72 triliun transaksi saham," tutur Khoirul.

Secara golongan umur, pada18-25 tahun yang memiliki SID sebesar 33,92% dari total SID, diikuti dengan golongan umur 26-30 tahun sebesar 23,52%, golongan umur 31-40 sebesar 24,19% dan golongan umur 41-100 atau campuran sebesar 18,37%. OJK memaparkan hingga Mei 2025, 11 perusahaan di Sumatera Utara yang IPO, 1 perusahaan yang menerbitkan obligasi, serta lima entitas usaha yang memanfaatkan skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding/SCF). (ant/bani)