Vale Indonesia Bagi Dividen US$ 34,65 Juta

NERACA

Jakarta -Meski mencatatkan penurunan laba 2024 sebesar 78,94%, emiten pertambangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan segera membagikan dividen sebesar US$ 34,65 juta, setara 60% dari laba bersih tahun lalu yang senilai total US$ 57,76 juta. Jumlah tersebut akan didistribusikan dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham yang terdaftar di Daftar Pemegang Saham pada 28 Mei 2025 dengan tanggal pembayaran pada 16 Juni 2025. Sedangkan sisa keuntungan bersih Vale akan dicatat sebagai laba yang tertahan untuk mendukung perkembangan perseroan.

Direktur Keuangan Vale Indonesia, Rizky Andhika Putra menjelaskan, kesanggupan perseroan untuk membagi dividen berdasarkan kebijakan berlaku, bergantung pada jumlah kas yang tersedia, bukan hanya berdasarkan laba bersih.”Kebijakan perseroan mengenai dividen didasarkan pada ketersediaan kas setelah diperhitungkan dengan kebutuhan modal kerja, program-program investasi modal, serta dengan memperhatikan saldo laba ditahan,” jelas Rizky di Jakarta, kemarin.

Disampaikan pula bahwa pembagian dividen telah mempertimbangkan efisiensi belanja modal pada proyek tambang, tanpa mengurangi komitmen perseroan akan penyelesaiannya. Direksi menyampaikan pembagian keuntungan juga telah menghitung kebutuhan modal kerja dan mempertimbangkan kondisi kas tahun berjalan.“Banyak orang mungkin bertanya kenapa PT Vale bayar dividen, sementara mungkin melihat harga nikel sedang melemah. Kemudian PT Vale Sebetulnya sedang punya rencana untuk mengeksekusi proyek pertumbuhan,” ujar Plt. Presiden Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto, usai RUPST.

Dia mengatakan, direksi dan manajemen telah sangat berhati-hati dalam menghitung proyeksi kebutuhan kas ke depannya. Namun dalam eksekusi proyek pertumbuhan, ternyata manajemen bisa mengefisiensikan kapital.“Jadi yang sebelumnya direncanakan sekian miliar juta Dolar AS, ternyata kita bisa efisienkan. Dari efisiensi itulah kemudian ada ruang untuk membayar dividen tanpa menimbulkan resiko untuk eksekusi proyek selanjutnya,” papar Irmanto.

Peluang efisiensi itu, dinilai sebagai satu sisi positif di tengah ketidakpastian pasar nikel, sekaligus menunjukkan adanya proyek excellency dalam perusahaan. Dia pun ikut memberi penegasan bahwa sebelum mengusulkan pembagian dividen, manajemen telah menghitung risiko yang ada, secara matang-matang.“Jadi bukan berarti juga bahwa tahun ini kami bisa bayar dividen, kemudian tahun selanjutnya kami bisa bayar dividen. Sangat tergantung dari kondisi market,” ujar Irmanto

Di sisi lain, tahun ini Vale Indonesia akan mulai menjual nickel ore sehingga sumber pendapatan perusahaan akan bertambah. Hasil penjualan ini diproyeksi dapat menjadi salah satu sumber kas untuk pendanaan proyek ke depan.

 

 

BERITA TERKAIT

Demo Tidak Seramai Diklaim, Layanan Ojol Masih Berjalan Normal

Aksi unjuk rasa serikat pengemudi ojek online (ojol) yang sebelumnya diklaim bisa mencapai ratusan ribu driver ojol dan disertai offbid…

Genjot Produksi - PAM Mineral Siapkan Akuisisi Sumber Mineral Abadi

NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…

IPO Lighthouse Tambah Kepercayaan Pasar

NERACA  Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Demo Tidak Seramai Diklaim, Layanan Ojol Masih Berjalan Normal

Aksi unjuk rasa serikat pengemudi ojek online (ojol) yang sebelumnya diklaim bisa mencapai ratusan ribu driver ojol dan disertai offbid…

Genjot Produksi - PAM Mineral Siapkan Akuisisi Sumber Mineral Abadi

NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…

IPO Lighthouse Tambah Kepercayaan Pasar

NERACA  Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…