IHSG Menguat di Tengah Pelemah Bursa Asia

NERACA

Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 34,56 poin atau 0,49% ke posisi 7.141,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,50 poin atau 0,68% ke posisi 811,65.

“IHSG bergerak menguat di saat bursa regional Asia melemah, yang mana pasar merespon rilis data ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel April 2025 melambat dan gagal memenuhi ekspektasi, memperkuat kekhawatiran atas permintaan konsumen yang lemah, output industri mengalahkan perkiraan tetapi melambat dari kecepatan Maret 2025," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus di Jakarta, kemarin.

Dari dalam negeri, IHSG melanjutkan kenaikan seiring aksi net buy (beli bersih) oleh investor asing. Di sisi lain, dengan downgrade yang terjadi pada AS, berpotensi menimbulkan arus modal investor masuk ke emerging market, salah satunya Indonesia. Bank Indonesia (BI) melaporkan pada pekan kedua Mei 2025, aliran modal asing masuk (capital inflow) ke Indonesia senilai Rp4,14 triliun, yang menunjukkan bahwa investor asing mulai kembali melakukan akumulasi, menandakan bahwa mereka secara bertahap kembali memasuki pasar saham Indonesia.

Dari mancanegara, Moody’s Ratings akhirnya menurunkan peringkat Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Aaa menjadi Aa1, seiring adanya kekhawatiran bahwa utang dan defisit akan membengkak, sehingga membuat AS kehilangan daya tariknya untuk para investor global.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor transportasi & logistik yang menguat sebesar 2,65%, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor energi yang naik masing-masing sebesar 2,11% dan 1,90%.

Sedangkan, dua sektor menurun yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus sebesar 0,73%, diikuti oleh sektor properti yang turun sebesar 0,17%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ERTX, COCO, IDPR, TOBA dan BMTR. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni DAYA, KOPI, NAIK, SSTM dan DKHH.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.432.159 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,50 miliar lembar saham senilai Rp14,80 triliun. Sebanyak 409 saham naik 225 saham menurun, dan 173 tidak bergerak nilainya. (bani)

BERITA TERKAIT

Demo Tidak Seramai Diklaim, Layanan Ojol Masih Berjalan Normal

Aksi unjuk rasa serikat pengemudi ojek online (ojol) yang sebelumnya diklaim bisa mencapai ratusan ribu driver ojol dan disertai offbid…

Genjot Produksi - PAM Mineral Siapkan Akuisisi Sumber Mineral Abadi

NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…

IPO Lighthouse Tambah Kepercayaan Pasar

NERACA  Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Demo Tidak Seramai Diklaim, Layanan Ojol Masih Berjalan Normal

Aksi unjuk rasa serikat pengemudi ojek online (ojol) yang sebelumnya diklaim bisa mencapai ratusan ribu driver ojol dan disertai offbid…

Genjot Produksi - PAM Mineral Siapkan Akuisisi Sumber Mineral Abadi

NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…

IPO Lighthouse Tambah Kepercayaan Pasar

NERACA  Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…