Strategi BNI Dinilai Sudah Tepat dalam Melanjutkan Pertumbuhan

 

NERACA

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto mengatakan strategi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dalam menjaga likuiditas di tengah dinamika ekonomi global tepat untuk mendorong intermediasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Adisatrya menilai strategi BNI yang fokus pada penyaluran kredit ke segmen korporasi berkualitas tinggi dan penguatan dana murah melalui transformasi digital menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas keuangan. "Langkah BNI dalam menjaga likuiditas melalui seleksi kredit yang ketat dan peningkatan dana murah merupakan contoh strategi yang tepat di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujar Adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (13/5).

Menurut dia, penurunan rasio loan to deposit ratio (LDR) dan credit cost mencerminkan kemampuan BNI dalam menjaga ketahanan likuiditas dengan menyeimbangkan pertumbuhan dan mitigasi risiko.

Adisatrya juga mengapresiasi upaya BNI dalam menjaga kualitas aset, terbukti dengan rasio non-lerforming loan (NPL) yang stabil di level 2 persen dan penurunan loan at risk (LAR). "Perbaikan kualitas aset ini penting untuk memastikan keberlanjutan kinerja perbankan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," tambahnya.

Komisi VI DPR RI berharap BNI dapat terus mempertahankan kinerja positif tersebut dan terus berinovasi untuk mendukung sektor-sektor strategis, termasuk usaha mikro, kecil, dan nenengah (UMKM) dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

Dengan langkah-langkah strategis tersebut, BNI diharapkan dapat melanjutkan pertumbuhan dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai catatan, komposisi kredit BNI didominasi segmen korporasi sebanyak 56,6 persen dari total pembiayaan, disusul oleh segmen konsumer 18,9 persen, kredit ke segmen menengah dan kecil masing- masing 12,6 persen dan 9,6 persen.

Sedangkan kontribusi pembiayaan dari anak usaha meningkat dari 1,6 persen menjadi 2,2 persen. Perseroan menyampaikan, pertumbuhan kredit BNI secara konsolidasi pada kuartal I 2025 telah sesuai dengan target yang ditetapkan sepanjang tahun ini.

Dari sisi kualitas aset, rasio non-performing loan (NPL) terjaga di level 2 persen dan loan at risk (LAR) turun menjadi 10,9 persen dari 13,3 persen pada kuartal I 2024. Perbaikan kualitas ini juga menghasilkan penghematan beban pencadangan yang dibentuk atau credit cost dari 1 persen menjadi 0,9 persen, sejalan dengan target aspirasi BNI tahun ini.

BERITA TERKAIT

Permata Bank dan Mekari Kembangkan Digitalisasi Pembayaran Gaji dan HR

    NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…

Ukur Ketersediaan Likuiditas, Bank Diminta Lakukan Stress Test

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…

Holding UMi Telah Salurkan Kredit ke 35,4 Juta Pelaku Usaha Mikro

    NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Permata Bank dan Mekari Kembangkan Digitalisasi Pembayaran Gaji dan HR

    NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…

Ukur Ketersediaan Likuiditas, Bank Diminta Lakukan Stress Test

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…

Holding UMi Telah Salurkan Kredit ke 35,4 Juta Pelaku Usaha Mikro

    NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…