NERACA
Semarang - Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN bersinergi menyiapkan sumber daya manusia andal, terutama untuk mendukung pemenuhan program tiga juta rumah.
Kebutuhan SDM berkualitas menjadi krusial bagi BTN dalam rangka mendukung pemenuhan tiga juta rumah yang ditargetkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Rektor Unnes Prof. Dr. S. Martono, di Semarang, Rabu (23/10), mengapresiasi langkah BTN untuk menjalin kerja sama yang baik dengan Unnes dalam rangka mendorong pengembangan SDM, dan sebagai langkah awal BTN dipilih sebagai bank pengelola dana kuliah termasuk beasiswa mahasiswa.
"Kami berharap dana ini akan terus meningkat ke depannya dan kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Direktur Utama BTN dan jajaran yang berkenan untuk bekerja sama dengan Unnes. Beliau telah berkenan untuk berbagi pengalaman dalam membangun SDM Indonesia ke depan," katanya.
Hal tersebut disampaikannya di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat kerja sama strategis dalam pemanfaatan layanan perbankan serta pengembangan sivitas akademika.
Untuk memantapkan sinergi tersebut, kata dia, MoU yang telah disepakati kedua belah pihak mencakup penyediaan berbagai produk dan layanan perbankan yang dirancang khusus oleh BTN untuk Unnes.
Salah satu layanan utama yang diberikan adalah sistem pembayaran uang kuliah melalui Host to Host (H2H) dan Cash Management System (CMS) yang memudahkan transaksi keuangan secara cepat dan efisien.
"Kerja sama ini juga mencakup penyelenggaraan kuliah umum yang melibatkan para praktisi perbankan dari BTN untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan para mahasiswa, terutama mengenai pembiayaan di sektor properti dan membangun ekosistem perumahan," katanya.
Unnes dan BTN akan berkolaborasi dalam program Learning, Advisory, and Research Housing Finance Center BTN, yang akan mendukung riset dan pengembangan dalam bidang keuangan perumahan.
Bahkan, BTN juga menyediakan kesempatan bagi mahasiswa Unnes untuk mengikuti program magang di BTN yang diharapkan dapat memberikan wawasan langsung terkait dunia perbankan.
Lebih lanjut, BTN akan memberikan dukungan untuk unit usaha Unnes, di antaranya asrama mahasiswa, pusat layanan kesehatan, hingga Unnes press.
Sementara itu, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menyampaikan keseriusan BTN dalam membangun SDM berkualitas terlihat dengan langkah proaktif bermitra dengan kampus-kampus di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Nixon juga berkesempatan menyampaikan kuliah umum di hadapan mahasiswa, mengenai berbagai perubahan di era digital dan transformasi yang dilakukan BTN agar tetap menjadi yang terdepan di pasar pembiayaan perumahan.
Di era digital saat ini, kata dia, mayoritas generasi muda lebih memilih bertransaksi secara "online" untuk kebutuhan sehari-hari yang terlihat dari jumlah pengguna mobile banking BTN yang meningkat 47 persen setiap tahunnya, dan mencapai hampir dua juta pengguna hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kata dia, BTN mengintegrasikan ekosistem perumahan dan kebutuhan nasabah melalui platform digital.
"BTN melakukan transformasi digital untuk meningkatkan 'value proposition' dan membantu keluarga Indonesia memiliki rumah idaman dengan lebih mudah. Kami jalankan melalui solusi komprehensif untuk semua kebutuhan perumahan dengan platform KPR digital, yakni BTN Properti, BTN Properti for Developer, dan Smart Residence yang dapat diakses melalui super apps yakni BTN Mobile," katanya.
Sebagai pemimpin pasar KPR nasional, kata Nixon, BTN harus memiliki SDM yang kompetitif dan visioner di bidang teknologi dan perbankan agar BTN dapat menjadi pilihan utama nasabah dalam bertransaksi dan memenuhi kebutuhan terkait perumahan.
Sebelumnya diwartakan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengusulkan tiga skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi guna mewujudkan program 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Untuk subsidi kami membagi jadi tiga jenis usulan. Usulan ini kami sampaikan ke Satuan Tugas (Satgas) dan akan diteruskan ke pemerintah baru,” kata Direktur Utama BTN Nixon L. P. Napitupulu kepada wartawan di Menara BTN, Jakarta, Selasa (15/10).
Skema pertama yaitu rumah desa, dengan target membangun atau merenovasi sekitar 2 juta rumah di desa yang tidak layak huni.
Menurut Nixon, sebanyak 24 juta dari 27 juta rumah pelanggan listrik 450 watt, atau lebih dari 90 persen, tergolong rumah tidak layak huni. Untuk itu, skema ini akan difokuskan pada pembangunan atau renovasi rumah-rumah desa yang tidak layak huni.
Skema kedua adalah rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia menjelaskan skema ini mirip dengan yang diterapkan pada program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), namun dengan sejumlah penyesuaian.
Skema ini menyasar masyarakat yang tinggal di wilayah suburban, seperti Bekasi, Cikarang, Karawang, hingga Purwakarta, atau daerah lainnya seperti Serang dan Silgon.
Skema terakhir adalah rumah urban yang menargetkan masyarakat berpenghasilan Rp12 juta hingga Rp15 juta per bulan. Fokusnya adalah menyediakan hunian bagi pekerja di daerah urban yang tidak mampu membeli rumah di pusat kota karena harga yang terlalu tinggi. Solusinya adalah memanfaatkan lahan pemerintah, negara, dan BUMN untuk membangun apartemen yang terjangkau.
Dia mencontohkan pembangunan hunian di atas lahan stasiun kereta (TOD) atau di lahan-lahan pemda seperti PD Pasar Jaya, di mana di bawahnya bisa dibangun 2-3 lantai untuk pasar dan di atasnya apartemen dengan harga sekitar Rp400 juta hingga Rp500 juta. Dia menghitung harga jual ini terjangkau oleh KPR dengan tenor 25-30 tahun.
Ia menambahkan harga lahan di kota-kota besar sudah tidak terjangkau, sehingga solusi yang paling sesuai adalah hunian vertikal.
“Di Jakarta, contohnya, ada lebih dari 140 lokasi PD Pasar Jaya. Kalau mau kita bangun, berarti ada 140 tower. Kemudian, juga ada lahan kereta api di Manggarai dan sebagainya. Jadi, banyak sebenarnya yang bisa dioptimalkan untuk perumahan kelompok urban,” papar Nixon.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) presiden terpilih Prabowo Subianto yakni Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan program pembangunan tiga juta rumah merupakan target dalam setahun, sehingga satu periode pemerintahan selama 5 tahun bisa terdapat 15 juta rumah yang terbangun.
Hashim menyampaikan bahwa program pembangunan tiga juta rumah setiap tahun itu terdiri dari pembangunan 1 juta apartemen di perkotaan per tahun dan dua juta unit rumah di pedesaan per tahun. (Mohar/Ant)
NERACA Jakarta - Baru 2 pekan setelah dilantik pada 20 Oktober 2024, Pemerintahan Prabowo-Gibran langsung bergerak cepat dengan menjalankan sejumlah…
NERACA Jakarta - Semua orang pasti mau tagihan listrik rumahnya turun hingga 95%, apalagi kalau dalam rumahnya bisa sejuk tanpa…
NERACA Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar Rumah Susun…
NERACA Jakarta - Baru 2 pekan setelah dilantik pada 20 Oktober 2024, Pemerintahan Prabowo-Gibran langsung bergerak cepat dengan menjalankan sejumlah…
NERACA Jakarta - Semua orang pasti mau tagihan listrik rumahnya turun hingga 95%, apalagi kalau dalam rumahnya bisa sejuk tanpa…
NERACA Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar Rumah Susun…