NERACA
Jakarta – Debut perdana di pasar modal, perdagangan saham PT Aman Agrindo Tbk (GULA) pada Rabu (3/8) dibuka melesat 16% ke Rp 294. Kemudian terus naik dan dalam setengah jam pertama di sesi I, GULA diperdagangkan di level tertinggi Rp 312 dan terendah Rp 250. Selain itu, perseroan juga mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed) 61 kali pada penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Direktur Utama GULA, Andreas Utomo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, kepercayaan para investor tersebut juga menjadi bukti bahwa bisnis yang dikelola perseroan memiliki prospek yang bagus.”Dana hasil IPO sekitar 23% akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya untuk menunjang kegiatan produksi gula merah dengan pihak ketiga,” ungkapnya.
Selain itu juga, untuk belanja modal berupa pembelian dan instalasi mesin produksi gula merah dengan pihak ketiga sebesar 57% dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.
Melalui IPO, perseroan menerbitkan 214.072.500 saham yang mewakili 20% modal ditempatkan dan disetor perseroan, setelah IPO. Dengan demikian, perolehan dana IPO Aman Agrindo menapai Rp 53,5 miliar. Saham GULA masuk kategori saham syariah. Kemudian proses bookbuilding telah berjalan dengan baik dan memberikan gambaran minat investor untuk ikut terlibat berinvestasi dalam bidang perkebunan tebu, perdagangan gula, dan industri gula, sektor yang digarap perseroan.
Andreas Utomo mengungkapkan, sebanyak 23% dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya untuk menunjang kegiatan produksi gula merah dengan pihak ketiga. Perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO. Di sisi lain, perseroan menargetkan pendapatan 2022 mencapai Rp 219 miliar, naik 15,87% dibanding tahun 2021. Adapun laba bersih 2022 ditargetkan Rp 9 miliar, sejalan dengan target pertumbuhan penjualan.
Januari 2022, perseroan telah menandatangani kontrak senilai Rp 29 miliar untuk pembelian mesin produksi gula merah guna meningkatkan penjualan. Tahun 2023 alias selepas IPO, pendapatan perseroan diproyeksikan naik 1,8 kali lipat, dengan pertumbuhan laba bersih 357%. Perseroan merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha utama dalam bidang perkebunan tebu, perdagangan gula, dan industri gula.
Hingga saat ini, perseroan telah melakukan kegiatan perdagangan terhadap beberapa jenis gula, yaitu gula pasir, gula cair, dan gula merah yang sumbernya diperoleh dari pemasok gula. Khusus untuk kegiatan perdagangan gula merah baru dijalankan oleh perseroan sejak awal tahun 2022. Perseroan juga melaksanakan perdagangan tebu yang sumbernya diperoleh dari perkebunan sendiri, baik di lahan sewa dari pihak ketiga maupun milik sendiri.
Perkuat bisnis sebagai produsen solusi atap bitumen ramah liingkungan terbesar di Indonesia, Onduline Group meresmikan pembukaan pabrik PT Onduline Manufaktur…
Sempat menempati negara dengan polusi udara tertinggi, pemerintah dituntut untuk menyikap ini dengan serius. Bahkan Indonesia dinilai tertinggal dalam mitigasi…
Kejar pertumbuhan penjualan, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terus berupaya mengembangkan kota mandiri dan kawasan baru. Teranyar, perseroan…
Perkuat bisnis sebagai produsen solusi atap bitumen ramah liingkungan terbesar di Indonesia, Onduline Group meresmikan pembukaan pabrik PT Onduline Manufaktur…
Sempat menempati negara dengan polusi udara tertinggi, pemerintah dituntut untuk menyikap ini dengan serius. Bahkan Indonesia dinilai tertinggal dalam mitigasi…
Kejar pertumbuhan penjualan, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terus berupaya mengembangkan kota mandiri dan kawasan baru. Teranyar, perseroan…