Danai Modal Kerja - Fast Food Raih Fasilitas Kredit Rp875 Miliar

NERACA

Jakarta -Perkuat modal kerja, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 875 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Direktur FAST, Wachjudi Martono dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan bahwa fasilitas kredit tersebut mencakup tiga komponen, yakni kredit investasi refinancing sebesar Rp 200 miliar, pinjaman jangka panjang (term loan) Rp 525 miliar, dan kredit modal kerja sebesar Rp 150 miliar.

Adapun kredit investasi ini terdiri atas dua bagian, yakni Rp 150 miliar dengan skema non-revolvingcommitted, dan advised serta Rp 50 miliar non-revolvinguncommitted, dan advised. Fasilitas dengan tenor atau jangka waktu (tenor) 10 tahun dan akan digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) aset-aset milik KFC Indonesia seperti gerai dan pusat dukungan restoran.

Sementara itu, kredit term loan sebesar Rp 525 miliar juga dialokasikan untuk refinancing aset eksisting dengan jangka waktu pinjaman delapan tahun sejak penandatanganan perjanjian. Sebelumnya, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) suntikkan dana segar senilai Rp40 miliar kepada entitas asosiasinya, PT Fast Food Indonesia Tbk dalam rangka partisipasi dalam aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Emiten pengelola gerai KFC Indonesia ini telah menuntaskan PMTHMETD atau private placement sebanyak 533,33 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 150 pada 28 Mei 2025 . Bertindak sebagai pembeli siaga, yaitu PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) dan PT Gelael Pratama membeli masing-masing 266,66 juta saham.

Tahun lalu, FAST mencatatkan rugi bersih Rp 796,7 miliar. Kerugian ini menyebabkan perusahaan melakukan restrukturisasi dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan gerai. Perseroan melakukan pengurangan 2.883 karyawan sepanjang 2024, bahkan perusahaan menutup sebanyak 47 gerai hingga Desember 2024. Sebagaimana tertuang dalam laporan keuangan FAST, tercatat perseroan mengoperasikan sebanyak 715 gerai hingga 31 Desember 2024, angka ini menurun 47 gerai dari sebelumnya 762 gerai pada 31 Desember 2023. Adapun penutupan gerai tersebut berimbas terhadap pemangkasan karyawan sebanyak 2.883 orang, yang tercatat dalam laporan keuangan. 

 

BERITA TERKAIT

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…