Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Merah

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/6) sore awal pekan di bulan Juni, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 110,75 poin atau 1,54% ke posisi 7.065,07. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 18,81 poin atau 2,31% ke posisi 816,72.

“Bursa regional Asia didominasi pelemahan seiring terus memanasnya ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China, sementara investor bersikap defensif menjelang data pekerjaan AS, suku bunga Eropa yang diharapkan mengalami penurunan, dan munculnya kekhawatiran terhadap pandemi COVID-19,"kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus di Jakarta, kemarin.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami deflasi 0,37% month to month (mtm) pada Mei 2025, yang mana terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,47 pada April 2025 menjadi 108,07 pada Mei 2025. Sementara itu, inflasi tahunan tercatat 1,60% year on year (yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,19% year to date (ytd).

BPS juga melaporkan Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 0,16 miliar pada April 2025 atau terendah sejak Mei 2020, berdasarkan perhitungan nilai ekspor sebesar US$ 20,74 miliar dikurangi impor sebesar US$ 20,59 miliar. Nilai neraca perdagangan April 2025 tercatat jauh lebih rendah dari Maret 2025 yang senilai US$ 4,33 miliar.

Di sisi lain, surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mewaspadai peningkatan Covid-19 di Asia juga memicu kekhawatiran bagi pelaku pasar. Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor meningkat yaitu sektor energi barang baku yang naik sebesar 0,34%. Sedangkan sepuluh sektor terkoreksi yaitu paling dalam sektor keuangan minus 2,29%, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor teknologi yang masing-masing minus 1,74% dan 1,40%.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu RMKO, BAJA, PSAB, KAEF, dan PEHA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni UNIQ, IFSH, GTBO, INDX, dan FAST. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.449.049 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,40 miliar lembar saham senilai Rp22,23 triliun. Sebanyak 195 saham naik, 453 saham menurun, dan 161 tidak bergerak nilainya. 

BERITA TERKAIT

Kejar 10 Ribu Rumah Rendah Emisi - BTN Pertemukan Produsen Material dan Developer

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…

Targetkan Penjualan Tumbuh 17,55% - Nusatama Fokus Efisiensi dan Penetrasi Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Di tahun 2025, PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK) menargetkan penjualan sebesar Rp124 miliar atau tumbuh sekitar 17,55%…

Pertemuan Pemimpin AS dan China - Sentimen Positif Bursa Asia Bawa IHSG Menguat

NERACA Jakarta  - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (4/6) sore ditutup menguat seiring optimisme…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Targetkan Penjualan Tumbuh 17,55% - Nusatama Fokus Efisiensi dan Penetrasi Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Di tahun 2025, PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK) menargetkan penjualan sebesar Rp124 miliar atau tumbuh sekitar 17,55%…

Pertemuan Pemimpin AS dan China - Sentimen Positif Bursa Asia Bawa IHSG Menguat

NERACA Jakarta  - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (4/6) sore ditutup menguat seiring optimisme…

Borong Tiga Penghargaan - SEVA Juara di OMNI Brands of The Year 2025

NERACA Jakarta – Di semester pertama 2025, PT Astra Auto Digital dengan brand SEVA berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus pada…