Fokus Pada Tiga Pilar Utama - MUTU Bidik Pertumbuhan Bisnis 8% diatas Industri TIC

Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih agersif lagi. Apalagi, perusahaan jasa sertifikasi, pengujian, dan inspeksi ini melihat potensi pasar jasa inpeksi dan sertifikasi di Indonesia cukup besar dan belum dioptimalkan.

Direktur MUTU, Herlina Dewi mengatakan, pangsa pasar industri testing, inspection, and certification (TIC) di Indonesia baru 3,9% atau sekitar Rp22 triliun dan itu masih ada potensi pertumbuhan lebih besar lagi.”Kita targetkan pertumbuhan bisnis TIC perseroan tumbuh diatas industri TIC atau sekitar 8%,”ujarnya di Jakarta, Rabu (28/5).

Maka untuk mengejar pertumbuhan bisnis tersebut, lanjutnya, perseroan akan fokus bisnis layanan jasa inpeksi emisi gas rumah kaca, sertifikasi energi baru terbarukan dan sertifikasi industri halal. Selain itu, dengan kehadiran 12 kantor cabang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis.

Hal senada juga disampaikan Irham Budiman, Direktur MUTU, industri TIC masih akan terus tumbuh di tengah pemerintah menekan efisiensi anggaran negara. Pasalnya, sertifikasi dan inpeksi hadir karena kebutuhan industri dan kebutuhan masyarakat akan jaminan mutu dan keselamatan.”Hadirnya kebutuhan tersebut karena timbul ketidakpercayaan konsumen,”ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, dalam memacu pertumbuhan bisnisnya perseroan akan mengoptimalkan bursa karbon dan termasuk ikut berpartisipasi bursa karbon internasional yang belum lama ini diluncurkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Asal tahu saja, perseroan memiliki strategi yang terfokus pada tiga pilar utama dalam mendorong pertumbuhan bisnisnya. Pilar pertama adalah Green Economy. Regulasi-regulasi baru secara global terkait dengan karbon dan transisi energi ke sumber yang lebih ramah lingkungan mendorong perseroan untuk terus mengembangkan bisnis pada fokus strategi Green Economy, salah satunya dengan mengembangkan skema Green Gold Label, Sustainable Biomass Program, dan skema terkait dengan EU Deforestation Regulation (EUDR).

Pilar kedua adalah Shariah Economy. Negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Indonesia memimpin ekonomi halal dengan kebijakan nasional yang mendukung. Kesadaran konsumen dari Negara Non-Muslim terkait dengan ekonomi halal pun terus meningkat. Hal ini menjadi pemicu perseroan untuk mengembangkan skema Sertifikasi dan Inspeksi di bidang Halal.

Sementara itu, pilar ketiga yakni Digital Economy. Tren digitalisasi yang terus diterapkan di berbagai industri tentunya juga menjadi prospek usaha yang relevan bagi Perseroan melalui penyediaan sistem traceability, terutama untuk aset sumber daya alam.

Sementara Direktur Keuangan MUTU, Sumarna menuturkan, tahun ini perseroan mengalokasikan penggunaan capex masih sesuai dalam prospektus untuk optimalisasi layanan. Bahkan di tahun lalu, perseroan masih menyisakan capex Rp31 miliar. Perseroan, disampaikan  Sumarna terus berkomitmen dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Hal ini terbukti dengan telah disetujuinya pembagian dividen final tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp. 2,30 per saham atau senilai Rp7,3 miliar dengan tata cara sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), serta peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa.

Sisa laba bersih setelah dikurangi penyisihan cadangan wajib dan pembagian dividen final tunai sebesar Rp16.8 miliar dialokasikan untuk menambah saldo laba ditahan perseroan. Sepanjang tahun 2024, kemarin, MUTU International mencatat pendapatan Rp308,84 miliar, meningkat 7,72% atau bertambah Rp22,13 miliar dari tahun sebelumnya Rp286,71 miliar. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pendapatan di segmen pengujian (testing) yang tumbuh signifikan 22,5%.

Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, laba kotor Perseroan juga meningkat menjadi Rp139,11 miliar, atau naik 2,46% dibandingkan 2023 sebesar Rp135,76 miliar. Beban pokok pendapatan naik 12,45% menjadi Rp169,73 miliar dari sebelumnya Rp150,94 miliar.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh bertambahnya beban penyusutan aset tetap, beban karyawan, dan biaya subkon pengujian, yang berkaitan langsung dengan peningkatan aktivitas operasional.  Beban usaha juga tercatat meningkat 15,92% menjadi Rp97,52 miliar, dibandingkan Rp84,12 miliar pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh peningkatan beban pegawai dan biaya pemasaran.

Kenaikan beban menyebabkan laba usaha turun menjadi Rp41,59 miliar, menurun 19,46% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp51,64 miliar. Penurunan ini turut berdampak pada laba tahun berjalan, yang tercatat sebesar Rp24,11 miliar, atau turun 22,10% dibandingkan Rp30,96 miliar pada tahun sebelumnya.

Meski begitu, penghasilan komprehensif lain setelah pajak mengalami peningkatan signifikan Rp2,87 miliar menjadi Rp1,21 miliar, dibandingkan rugi tahun sebelumnya Rp1,66 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh keuntungan aktuaria dari imbalan pasca kerja. Secara keseluruhan, jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan tercatat Rp25,33 miliar, mengalami penurunan 13,56% dibandingkan tahun sebelumnya Rp29,30 miliar.

 

BERITA TERKAIT

Komitmen Inovasi Berkelanjutan dan Kembangkan Talenta Lokal - Eksistensi 50 Tahun Tokio Marine Indonesia

Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…

Cetak Kinerja Solid - Mitra Pinasthika Bagikan Dividen Rp525,6 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…

Sambangi Istana Presiden - Laporkan Dugaan Korupsi Triliunan di PLN EPI

Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi, terdiri IPW, KSST, TPDI, dan Perekat Nusantara menyambangi Istana Negara Jakarta dan menyampaikan surat terbuka,…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Komitmen Inovasi Berkelanjutan dan Kembangkan Talenta Lokal - Eksistensi 50 Tahun Tokio Marine Indonesia

Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…

Cetak Kinerja Solid - Mitra Pinasthika Bagikan Dividen Rp525,6 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…

Fokus Pada Tiga Pilar Utama - MUTU Bidik Pertumbuhan Bisnis 8% diatas Industri TIC

Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…