Genjot Pertumbuhan Penjualan - Pyridam Farma Fokus Consumer Health dan Kecantikan

NERACA

Jakarta -Kejar pertumbuhan bisnis di tahun 2025, emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) akan menggenjot pendapatan dengan fokus mendongkrak sektor consumer health dan kecantikan. Hal itu dilakukan dalam upaya menanggapi dinamika pasar yang sangat cepat.

Chief Commercial Officer Pyridam Farma, Antes Eko Prasetio dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, perseroan dituntut untuk dapat dengan cepat berubah dan beradaptasi dimana PYFA harus bisa mengakselerasi pengembangan kemampuan komersialnya diluar akar bisnisnya di portofolio produk resep dengan menambah portfolio consumer healthcare dan kecantikan, yakni PYFAHEALTH dan PYFABEAUTY.“Kami berharap langkah ini dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat dan konsumen untuk meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia,” ungkap Antes.

Menurut Antes, mengutip dari Statistics Indonesia, Permara Institue for Economic Research, tren kesehatan di sektor consumer healthcare mengalami peningkatan semenjak pandemi Covid-19 terjadi. Masyarakat menjadi lebih fokus pada pengobatan yang bersifat pencegahan. Sementara itu, lanjut dia, untuk industri kecantikan menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.

Dari perspektif komersial, hal tersebut menjadi potensi bagi PYFA yang telah memiliki kapasitas dan kapabilitas tersebut. Diketahui PYFA memiliki bisnis unit PYFAHEALTH, lini bisnis dari PYFA yang berfokus pada produk-produk vitamin dan suplemen. Sebelumnya, perseroan menyampaikan rencana mengakuisisi perusahaan. Dimana perseroan menargetkan melakukan merger dan akuisisi (M&A) terhadap tujuh perusahaan lagi. "Ada juga kesempatan inorganik di Australia. Tetapi setelah nanti ada definitive agreement, baru bisa dipaparkan,"kata Direktur Utama Pyridam Farma, Lee Yan Gwan.

Disampaikannya, perseroan terus melihat kesempatan secara inorganik atau seperti melalui akuisisi dan merger. Dia menjelaskan kesempatan inorganik tersebut ada di kawasan Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia, dan Myanmar. Saat ini, PYFA tengah mengkaji target-target tersebut. Sebanyak 7 perusahaan tengah diidentifikasi perseroan, tetapi ada beberapa perusahaan lagi yang ditargetkan PYFA.

Menurut Lee, akuisisi ini memiliki tujuan untuk memberikan manfaat bagi perusahaan secara keseluruhan. Manfaat tersebut seperti menambah kapasitas, kapabilitas, dan memperbesar area lokasi PYFA. "Jadi itu semua dikaji. Tetapi, apapun yang nantinya kami kejar atau kami lakukan, itu memberikan dampak positif PYFA secara keseluruhan," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Pyridam Farma Yenfrino Gunadi menjelaskan, akuisisi ke depan yang akan dilakukan oleh PYFA belum tentu memiliki nilai sebesar Probiotec. Dirinya menjelaskan, PYFA akan memprioritaskan untuk membiayai akuisisi tersebut menggunakan dana kas internal terlebih dahulu."Kami akan prioritaskan internal cashflow [membiayai akuisisi], baru bank, lalu terakhir baru akan kami mintakan persetujuan shareholder untuk rights issue,"katanya. 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih Bank Mega Menyusut 25,05%

NERACA Jakarta - PT Bank Mega Tbk (MEGA) membukukan laba bersih sebesar Rp2,63 triliun (Rp224 per saham) pada 2024, turun…

IHSG Ditutup Terkoreksi Terdampak Sentimen Kebijakan Tarif AS

NERACA Jakarta- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/2) sore ditutup melemah terdampak oleh sentimen…

Resmikan Pabrik Baru - Brigit Biofarmaka Bidik Omzet Rp250 Miliar

NERACA  Jakarta – Emiten produsen herbal dan penyedia layanan maklon kecantikan, PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT) mengincar omzet sebesar…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Genjot Pertumbuhan Penjualan - Pyridam Farma Fokus Consumer Health dan Kecantikan

NERACA Jakarta -Kejar pertumbuhan bisnis di tahun 2025, emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) akan menggenjot pendapatan dengan fokus…

Laba Bersih Bank Mega Menyusut 25,05%

NERACA Jakarta - PT Bank Mega Tbk (MEGA) membukukan laba bersih sebesar Rp2,63 triliun (Rp224 per saham) pada 2024, turun…

IHSG Ditutup Terkoreksi Terdampak Sentimen Kebijakan Tarif AS

NERACA Jakarta- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/2) sore ditutup melemah terdampak oleh sentimen…