Remaja Tingkatkan Kualitas Sambut Bonus Demografi

NERACA

Jakarta - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengajak para remaja terus meningkatkan kualitas untuk menyambut bonus demografi.

Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Budi Setiyono saat menjadi narasumber pada acara Sustainable Leaders Challenge (SLC) 2025 pada Jumat lalu (24/1), di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengemukakan peran remaja menentukan momentum 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun emas, yakni 2045.

"Hal itu harus disiapkan dengan memastikan penduduk usia produktif harus berkualitas, tingkat partisipasi perempuan dalam pasar kerja ditingkatkan, pemerintah harus menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja, dan tingkat kelahiran harus dikendalikan," katanya dalam keterangan di Jakarta, dikutip Antara, kemarin.

Ia menjelaskan penduduk Indonesia dalam rentang waktu 2020 hingga 2045 akan berada di posisi bonus demografi, yakni 70,72 persen penduduk dalam usia produktif.

Untuk meningkatkan kualitas remaja yang akan menjadi penentu bonus demografi, menurut dia, pemuda harus siap menjadi seorang pemimpin yang siap dipilih atau ditunjuk karena mampu menyelesaikan masalah dan melihat peluang dari masalah.

"Salah satu aspek yang perlu dikuasai untuk menjadi pemimpin adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan memberikan alternatif solusi pemecahannya," ujar dia.

Budi mengemukakan jika bangsa Indonesia menginginkan pemuda unggul maka yang harus disentuh, yaitu pasangan usia subur.

"Pasangan usia subur harus diberi pengetahuan bagaimana bisa melahirkan generasi berkualitas, terutama lagi jangan sampai nantinya anak-anaknya lahir stunting," katanya.

Ia menegaskan mahasiswa memiliki peran besar untuk memengaruhi suksesnya generasi emas pada tahun 2045. Peran tersebut di antaranya aktif mengembangkan kompetensi diri, mengasah keterampilan non-teknis, dan literasi digital.

Selain itu, ujar dia, mahasiswa harus aktif dalam organisasi dan komunitas, berinovasi dan berkontribusi, serta menjaga integritas dan moralitas, termasuk meningkatkan kesadaran lingkungan yang berkelanjutan.

“Kemendukbangga di bawah kepemimpinan Menteri Wihaji telah menginisiasi beberapa kebijakan dan program untuk membantu para pemuda melewati masa transisi dengan baik, di antaranya membuat aplikasi super (super apps) berbasis AI yang dapat memberikan konsultasi gratis 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, seputar permasalahan remaja dan pemuda," katanya.

SLC Semarang 2025 ruang berkumpul para aktivis dari 15 kampus ternama di Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa), yakni program penguatan kepemimpinan pada era digital berbasis tantangan, terkini yang berfokus pada kematangan diri, pengayaan kompetensi, dan penyediaan inspirasi, untuk menjadikan para aktivis mahasiswa dari kampus terbaik menjadi pemimpin yang berkelanjutan. Ant

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Peringati Hari Pers dengan Mencerdaskan Bangsa

NERACA Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak segenap insan pers untuk memperingati Hari Pers Nasional yang…

NU Perlu Membangun Strategi 5G

NERACA Jakarta - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar (Kiai Miftach) menilai organisasi Nahdlatul Ulama perlu…

Peran Perpustakaan Strategis dalam Kecakapan Literasi

NERACA Jakarta - Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz mengatakan perpustakaan memiliki peran strategis dalam pengembangan kecakapan…

BERITA LAINNYA DI

Remaja Tingkatkan Kualitas Sambut Bonus Demografi

NERACA Jakarta - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengajak para remaja terus meningkatkan kualitas untuk menyambut bonus demografi. Sekretaris…

Peringati Hari Pers dengan Mencerdaskan Bangsa

NERACA Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak segenap insan pers untuk memperingati Hari Pers Nasional yang…

NU Perlu Membangun Strategi 5G

NERACA Jakarta - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar (Kiai Miftach) menilai organisasi Nahdlatul Ulama perlu…