NERACA
Jakarta – Optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di tahun 2025 menjadi sentimen positif bagi pasar modal dan juga keyakinan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal inipun dibenarkan Direktur Utama KISI Asset Management (KISI AM), Mustofa, fundamental perekonomian Indonesia yang kuat memberikan peluang bagi para investor untuk berinvestasi dengan aman di Tanah Air di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Disampaikannya, terdapat sejumlah tantangan global utama saat ini, seperti kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, tekanan inflasi, dan ketegangan geopolitik.“Namun, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kokoh, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi yang terkendali, dan dukungan kebijakan pemerintah yang konsisten. Ini menjadi peluang besar bagi investor,”kata Mustofa dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Mustofa menyampaikan bahwa terdapat penyempitan spread (perbedaan imbal hasil antara dua obligasi dengan jatuh tempo serupa tapi kualitas kredit berbeda) antara obligasi pemerintah Amerika Serika US Treasury tenor 10 tahun dengan obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun. Tren tersebut, menurutnya, mencerminkan menurunnya persepsi risiko investasi di Indonesia, sekaligus meningkatkan daya tarik investasi di pasar domestik.
Direktur Investasi KISI AM Arfan F. Karniody menuturkan bahwa pasar modal Indonesia masih memiliki prospek positif di tengah ketidakpastian global pada tahun mendatang. Dirinya menyatakan bahwa fundamental perekonomian Indonesia yang kuat menjadikan pasar modalnya sebagai tempat yang aman bagi investor di tengah ketidakpastian global.“Kebijakan fiskal dan moneter yang bijaksana, dipadukan dengan pertumbuhan yang tangguh, memastikan daya saing Indonesia dalam menarik aliran modal, menjadikannya tujuan investasi jangka panjang yang menarik,” imbuhnya.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan, jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal Indonesia tumbuh 20% year-to-date (ytd) dari 12,17 juta SID pada akhir Desember 2023 menjadi 14,58 juta SID per 29 November 2024. Angka tersebut terdiri dari 6,27 juta investor pemilik saham dan efek lainnya serta 13,76 juta investor pemilik aset reksa dana.
Sementara itu, total aset yang tercatat di KSEI per 29 November 2024 sejumlah Rp8.055 triliun, meningkat sejalan dengan peningkatan IHSG dan kapitalisasi pasar. Selain itu, asset under management (AUM) reksa dana juga meningkat menjadi Rp803 triliun.
Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat pernah bilang, dirinya optimistis target 20 juta investor akan tercapai pada 2027. “Kami mendukung penuh roadmap OJK 2023-2027 dan siap berkontribusi untuk mencapainya,” ujar Samsul.
KSEI menargetkan penambahan 2 juta investor setiap tahun hingga 2027. Dengan target tersebut, lanjut Samsul, jumlah investor pasar modal diharapkan mencapai 16 juta SID pada akhir 2025. Angka ini akan terus bertambah hingga 18 juta SID pada 2026, dan akhirnya menyentuh 20 juta SID di 2027.“Target ini bukan hanya milik KSEI, melainkan target bersama seluruh ekosistem pasar modal. KSEI berperan sebagai pendukung untuk merealisasikan tambahan 2 juta investor per tahun,” imbuh Samsul.
Emiten properti PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Dimana agenda RUPSLB membahas satu…
Pendapatan Rukun Raharja Tumbuh 37,9% NERACA Jakarta - Di kuartal tiga 2024, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan pertumbuhan…
Ekonom Piter Abdullah menyampaikan bahwa pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan memberikan dampak terhadap…
Emiten properti PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Dimana agenda RUPSLB membahas satu…
Pendapatan Rukun Raharja Tumbuh 37,9% NERACA Jakarta - Di kuartal tiga 2024, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan pertumbuhan…
Ekonom Piter Abdullah menyampaikan bahwa pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan memberikan dampak terhadap…