NERACA
Jakarta – Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan legenda bersejarah, cerita rakyat, dan mitos. Dari Sabang sampai Merauke, setiap pelosok Nusantara diwarnai dengan berbagai cerita dan budaya khasnya masing-masing, yang diwariskan sejak zaman nenek moyang.
Sebuah perusahaan studio pengembangan game pendatang baru asal Indonesia, Moddest Game Studio, beraspirasi untuk mengangkat legenda-legenda Tanah Air tersebut agar dapat diperkenalkan di kancah internasional, melalui sebuah game yang tengah dikembangkan dengan judul Kelana: Legenda dari Timur (Kelana: Legend of the East).
Seto Hendrianto, Founder dan Game Designer Moddest Game Studio, menyebutkan bahwa Kelana terinspirasi dari sejarah dan legenda Nusantara seperti cerita Babad Tanah Jawi, Sriwijaya, Tutur Tinular, Saur Sepuh, Joko Tingkir, dan seterusnya. “Melalui game yang tengah kami kembangkan ini, kami ingin menghidupkan kembali cerita-cerita legendaris yang ada di masyarakat dan memperkenalkannya ke khalayak mancanegara. Dunia pada game Kelana pun akan dibangun berdasarkan tempat-tempat asli di Indonesia, mulai dari Jawa, Sumatera, Flores, hingga Puncak Jaya Papua. Dengan begitu, turut membantu mempromosikan destinasi-destinasi wisata Tanah Air.”
Kelana merupakan game dengan genre third-person action RPG, di mana pemain bisa ikut merasakan perjalanan sang karakter utama dalam melewati berbagai petualangan serta mengembangkan kemampuannya sesuai dengan cara bermain setiap orang. Silat pun dipilih sebagai gaya bertarung utama dalam game ini karena merupakan kultur asli Indonesia, diwarnai dengan berbagai karakter mitologi lokal yang akan ditemui oleh sang karakter utama selama perjalanannya.
Awal Kisah Kelana
Kelana mengambil set di zaman awal Majapahit, Samudera Pasai, Padjajaran, dan Kerajaan Bali, pada masa pergolakan kerajaan-kerajaan baru yang penuh kekacauan. Game ini bercerita mengenai perjalanan Raden Arsa, seorang anak bangsawan dari kerajaan kecil bernama Mandarakusuma, yang rumahnya diserbu oleh pasukan tak dikenal yang membunuh hampir seluruh orang di rumahnya. Arsa, yang ketika itu masih kecil, sempat tidak sadarkan diri dan tiba-tiba tersadar dengan sebilah pedang di tangannya sambil menusuk pemimpin pasukan tersebut hingga tewas.
Pada saat kekacauan itu sedang terjadi, seorang pengelana bernama Tun Syah Dira kebetulan tengah melintas dan melihat sebuah rumah dalam kondisi terbakar dan porak-poranda. Ketika ia memasuki rumah tersebut, terlihat sosok Arsa dalam kondisi trance dan bersimbah darah, dikelilingi mayat para prajurit. Arsa pun menoleh ke arah Tun Syah Dira dengan tatapan kosong dan sontak menyerangnya.
Gerakan bertarung Arsa menyerupai burung mitologi Jatayu, yang mana nantinya Arsa akan menuntut ilmu dari Tun Syah Dira untuk belajar mengenai kearifan, pengetahuan, dan kesaktian untuk mengungkap wujud asli dari burung Jatayu yang konon bersemayam dalam dirinya. Namun, untuk menjaga keselamatan Arsa, Tun Syah Dira pun memberikannya nama baru, yakni Kelana.
Ini merupakan awal kisah dari gameplay Kelana yang tengah digarap oleh Seto Hendrianto bersama para Co-Founder di Moddest Game Studio yang meliputi Ilham Aditama “HIVI”, Ahmad Shihab, dan Arya Aditya.
Fase Awal Hingga Tampil di Pagelaran Game Internasional
Keseriusan Moddest Game Studio dalam mengembangkan game ini terlihat dari kesuksesannya untuk menampilkan video teaser Kelana untuk pertama kalinya di Tokyo Game Show pada akhir September lalu, di area Paviliun Indonesia yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf). Tidak berhenti di situ, pengembang game ini pun berencana untuk menunjukkan perkembangan dari proses pembuatan game Kelana di Gamescom Asia Singapore dan Thailand Game Show pada 18-20 Oktober mendatang.
“Tahap awal ini kami mulai dengan membuat desain para karakter dan gameplay bertarungnya. Dengan estimasi pengembangan penuh hingga 4-5 tahun untuk PC dan konsol, kami berharap tahun depan dapat segera menarik perhatian investor untuk pendanaan fase pertama,” jelas Seto.
Waktu pengembangan 4-5 tahun tersebut dibutuhkan untuk memastikan kualitas dari game Kelana, baik dari segi desain, karakter, gameplay experience, dan alur cerita. Terinspirasi dari kesuksesan game Black Myth: Wukong yang telah dirilis baru-baru ini oleh Game Science, Seto pun berharap Kelana nantinya dapat turut membuat gebrakan dan bersaing dengan para pengembang game di pasar global, yang tentunya dapat semakin menjadi inspirasi bagi para pengembang game indie Tanah Air untuk terus berkarya dengan kualitas dan passion, serta tidak ragu untuk mengangkat nilai-nilai lokal.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang telah kami terima di fase awal ini, terutama dari studio-studio game lokal lainnya seperti ADHD Studio Surabaya, Komodoz Studio Jakarta, dan sebagainya. Kami melihat cukup banyak sumber daya manusia di Indonesia yang ahli di bidang ini, namun belum mendapatkan wadah atau kesempatan. Untuk itu, kami juga berharap proyek ini dapat semakin membuka ruang kolaborasi dengan lebih banyak pihak,” tambah Seto.
Dengan menitikberatkan pada elemen-elemen budaya dan lokasi ikonis di Indonesia, Kelana pun berhasil mendapatkan perhatian Kemenparekraf yang telah menunjukkan ketertarikannya untuk turut mendukung pengembangan game ini ke depannya.
Platform AI generasi baru, Human Empathetic Robot Agent (HERA) mengumumkan peluncuran solusi inovatif yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan…
Inovasi teknologi yang tengah berkembang telah banyak mengubah kehidupan manusia. Kemajuan teknologi yang begitu pesat setiap tahunnya memberikan dampak…
NERACA Jakarta — Cloudflare, Inc. (NYSE: NET), perusahaan cloud konektivitas terkemuka, hari ini merilis studi baru yang berfokus pada keamanan…
Platform AI generasi baru, Human Empathetic Robot Agent (HERA) mengumumkan peluncuran solusi inovatif yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan…
Inovasi teknologi yang tengah berkembang telah banyak mengubah kehidupan manusia. Kemajuan teknologi yang begitu pesat setiap tahunnya memberikan dampak…
NERACA Jakarta — Cloudflare, Inc. (NYSE: NET), perusahaan cloud konektivitas terkemuka, hari ini merilis studi baru yang berfokus pada keamanan…