Meningkatkan Hilirsasi Kopi, Meningkatkan Pendapatan Petani

NERACA

Yogyakarta – Seiring wujudkan swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan tetap terus mendorong pengembangan komoditas perkebunan Indonesia, termasuk kopi.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, kopi merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, maupun pelestarian lingkungan.

“Jadi harus ditingkatkan dan dikelola secara baik karena produk yang dijual petani bisa tidak hanya dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan yang dapat meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan bagi petani. Dengan begitu, diharapkan ada added value-nya (nilai tambah). Untuk itu harus dijaga kualitas mutu dan hasil produksinya,” tegas Amran.

Sebagai bentuk nyata dukungan pengembangan kopi di Indonesia, Ditjen Perkebunan bersama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Pemerintah Kabupaten Sleman gelar panen perdana kopi di Dusun Ploso Kerep, Kelurahan Umbul Harjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seperti diketahui, total luas yang diberikan bantuan Program pengembangan kawasan Kopi Robusta tahun 2022 di Kabupaten Sleman ini mencakup seluas 50 ha untuk 20 Kelompok Tani (Poktan) dengan jenis varietas benih Kopi Robusta Hibrida Propeligitim.

“Kami sampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah memberikan bantuan benih kopi robusta pada tahun 2022. Sehingga hari ini petani dapat melakukan panen dan menikmati manfaatnya. Pengembangan kopi di Sleman harus didorong menjadi industri dan bisnis pariwisata di Yogya,” tegas Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Lebih lanjut, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan, perlunya infrastruktur perkebunan melalui tata kelola air dan irigasi untuk komoditas kopi seperti pembangunan embung dan instalasi perpipaan.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan kerjasama Pemda DIY terhadap pengembangan kopi di Indonesia, khususnya di DI Yogyakarta.

“Yogyakarta adalah contoh provinsi yang secara geografis dan historis lengkap dari segi pariwisata, kebudayaan, pendidikan, bisnis, dan pertanian sehingga sangat diuntungkan untuk pengembangan agrowisata, industri, dan hilirisasi kopi,“ ujar Heru.

Menurut Heru, Potensi agrowisata perkebunan kopi di Jogja cukup besar dan menjanjikan karena daerah ini memiliki beberapa kawasan yang cocok untuk dikembangkan menjadi wisata edukasi perkebunan kopi. “Dengan pengembangan yang tepat dan sinergi yang harmonis dari berbagai pihak terkait, agrowisata kopi di Yogyakarta dapat menjadi daya tarik wisata unggulan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” harap Heru.

Tidak hanya itu, industri pengolahan kopi nasional terus menunjukkan kinerja yang positif dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sektor industri agro. Sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri kopi yang terintegrasi dari hulu maupun hilirnya.

Pada tahun 2024, realisasi produksi kopi olahan nasional mencapai 1,04 juta ton dengan tingkat utilisasi sebesar 77 persen. Ekspor produk kopi olahan juga mencatatkan performa yang menjanjikan, yakni sebesar 196,8 ribu ton dengan nilai mencapai USD661,9 juta. 

“Saya sering mendapatkan laporan, kopi dan industri olahan kopi dari Indonesia ini semakin meningkat baik dari sisi ekspor, produksi, maupun kualitas. Namun, saya juga menyaksikan pangsa pasar kopi Indonesia di berbagai negara masih kecil,” ungkap Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza.

Faisol menuturkan, kopi Indonesia sangat kaya ragam karena berasal dari berbagai daerah, ketinggian, maupun karakter tanah, yang dapat menghasilkan cita rasa unik masing-masing jenisnya. Sehingga, pelaku industri memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan produk kopi beserta olahannya. 

“Kita tahu, persaingan industri kopi global sangat ketat. Oleh karena itu, jangan berhenti untuk berinovasi, menerima teknologi baru, dan terus belajar. Pengetahuan tentang cita rasa dan pasar harus dipahami secara mendalam. Saya yakin, jika kita bergerak bersama dan menciptakan inovasi, Indonesia akan menjadi produsen kopi terbesar dunia,” tegas Faisol.

 

 

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga Dorong Ekosistem SAF

NERACA Jakara – Pertamina Patra Niaga kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi energi di sektor aviasi melalui pengembangan Sustainable Aviation…

Perkuat UMKM dengan Bersinergi untuk Masuk Pasar Ritel

NERACA Tangerang Selatan – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung pelaksanaan Program Holiday Sale 2025  yang diinisiasi Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).…

Kalamo Tingkatkan Perdagangan Perikanan

NERACA Biak Numfor –  Pengiriman kontainer kesepuluh yang berisi ikan beku sebanyak 16 ton ke Semarang, Jawa Tengah menjadi saksi…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pertamina Patra Niaga Dorong Ekosistem SAF

NERACA Jakara – Pertamina Patra Niaga kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi energi di sektor aviasi melalui pengembangan Sustainable Aviation…

Meningkatkan Hilirsasi Kopi, Meningkatkan Pendapatan Petani

NERACA Yogyakarta – Seiring wujudkan swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan tetap terus mendorong pengembangan…

Perkuat UMKM dengan Bersinergi untuk Masuk Pasar Ritel

NERACA Tangerang Selatan – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung pelaksanaan Program Holiday Sale 2025  yang diinisiasi Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).…