NERACA
Jakarta – Di kuartal pertama 2025, emiten farmasi PT Phapros Tbk (PEHA) membukukan pertumbuhan penjualan hingga 79% secara tahunan (yoy) senilai Rp43 miliar untuk segmen obat tanpa resep (over the counter/OTC). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Plt. Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih mengatakan, strategi perusahaan terkait transformasi pemasaran dan penguatan portofolio menjadi kunci dari keberhasilan tersebut.“Saat pasar agak melemah dan harga obat-obatan makin kompetitif, PEHA terus beradaptasi dan berbenah agar operasional lebih efisien dan mampu bersaing di pasar. Kami juga terus berinovasi melalui produk dan desain baru agar tetap relevan,”ujarnya.
Adapun salah satu upaya transformasi di bidang pemasaran adalah penguatan pasar produk OTC, termasuk dengan memanfaatkan media digital dan mendukung program pemerintah melalui tender baik secara nasional maupun maupun regional.
Disampaikannya, produk OTC yang saat ini menjadi pareto bagi PEHA antara lain adalah Antimo Group, Becefort, Livron B Plex dan juga Noza. Langkah lainnya adalah berfokus pada pasar reguler untuk produk obat resep (etikal) baik di rumah sakit jaringan maupun swasta.“Langkah ini juga berhasil menaikkan penjualan produk etikal pada kuartal I/2025 yang tumbuh 40% (yoy),”katanya.
Selain itu, pertumbuhan penjualan segmen OTC dan obat etikal telah berkontribusi positif terhadap peningkatan penjualan Phapros sebesar 17,23% secara tahunan pada kuartal I/2025. Perusahaan mencatatkan penjualan pada kuartal I/2025 sebesar Rp 200,67 miliar atau naik 17,32% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 171,04 miliar.“Keberhasilan itu berdampak positif terhadap pertumbuhan laba bruto perseroan pada kuartal I/2025 sebesar 22% (yoy) dan lonjakan laba usaha hingga 118% (yoy),” katanya.
Ida menambahkan pertumbuhan penjualan pada tiga bulan pertama tahun ini menjadi indikator penting bagi perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan double digit hingga akhir tahun. Sementara itu, peluncuran produk baru OAT (obat anti TBC) Kategori 1 Dosis Harian yang telah lulus uji klinis dan memperoleh NIE dari BPOM, membuka peluang untuk turut aktif berpartisipasi dalam pengendalian dan pengobatan tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
Dalam waktu dekat, sediaan OAT ini akan diproduksi juga untuk pasar reguler sehingga akses bagi masyarakat yang memerlukan makin terbuka.“Kami juga segera meluncurkan produk-produk inovatif lainnya pada tahun 2025 baik untuk segmen etikal, OTC maupun Obat Generik Berlogo (OGB),” kata Ida.
Oleh karena itu, lanjutanya, pihaknya optimistis kinerja PEHA pada 2025 akan makin baik dengan target pertumbuhan penjualan minimal 15%.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia menggelar program edukasi Pintu Goes to Campus di Universitas…
NERACA Jakarta —Emiten pertambangan, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) menargetkan peningkatan pendapatan 2025 sebesar 17,29%, dan laba tahun berjalan naik…
NERACA Jakarta - Tahun ini, PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) menargetkan penjualan bersih tumbuh 57,8% menjadi Rp 508,91 miliar,…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia menggelar program edukasi Pintu Goes to Campus di Universitas…
NERACA Jakarta —Emiten pertambangan, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) menargetkan peningkatan pendapatan 2025 sebesar 17,29%, dan laba tahun berjalan naik…
NERACA Jakarta - Tahun ini, PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) menargetkan penjualan bersih tumbuh 57,8% menjadi Rp 508,91 miliar,…