Zurich Soroti Pentingnya Asuransi untuk Tingkatkan Ketahanan Iklim

 

NERACA

Jakarta - Laporan Zurich Insurance Group (Zurich) berjudul “Climate Risks: Strategies for Building Resilience in a More Volatile World” menunjukkan pentingnya peran asuransi dalam memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim.

Artikel tersebut juga memaparkan tingginya biaya akibat perubahan iklim (climate change) serta rekomendasi bagi pembuat kebijakan untuk membangun masyarakat dan perekonomian yang lebih tangguh terhadap risiko iklim.

"Industri asuransi memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim secara fisik," ujar CEO Europe, Middle East & Africa (EMEA) and Bank Distribution Zurich Alison Martin, sebagaimana dikutip, kemarin.

Ia menuturkan bahwa asuransi dapat memberikan perlindungan terhadap rumah tangga, pelaku usaha, maupun pemerintah dari kerugian finansial akibat bencana. Namun, cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian, sehingga banyak pihak yang kurang atau bahkan tidak terlindungi.

"Untuk mengatasi meningkatnya biaya akibat cuaca ekstrem dan bencana alam, diperlukan tindakan kolektif dan segera. Laporan ini menjadi panduan untuk pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat berkolaborasi dalam menghadapi tantangan yang semakin besar yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem dan bencana alam," kata Alison Martin.

Menurut International Chamber of Commerce, dalam satu dekade terakhir bencana alam, seperti badai, banjir, dan kebakaran hutan, menyebabkan kerugian hingga 2 triliun dolar AS (Rp32,49 ribu triliun, kurs = Rp16.246 per Selasa pagi).

Chief Risk Officer Zurich Indonesia Kabilarang Sinabang menyampaikan bahwa keterlibatan industri asuransi dapat mendorong edukasi dan pencegahan atas risiko iklim, serta pengembangan skema berbagi risiko yang inovatif bekerja sama dengan sektor publik maupun swasta.

Ia menyatakan bahwa untuk mengatasi tantangan tersebut, selain mengandalkan inisiatif dan wawasan dari industri asuransi, diperlukan pula upaya terkoordinasi antara sektor swasta dan publik.

Pihaknya meminta pemerintah untuk fokus pada investasi pencegahan dan pengurangan risiko iklim melalui strategi yang kuat, regulasi tata ruang, dan penerapan standar bangunan. "Langkah-langkah ini mencakup pembentukan pusat kompetensi nasional dan pemanfaatan teknologi, analisis data, serta riset ilmiah untuk mitigasi risiko," ucap Kabilarang.

Ia juga mengatakan perlu adanya dukungan kebijakan untuk perluasan akses dan keterjangkauan asuransi, salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko cuaca ekstrem serta memberikan insentif bagi rumah tangga dan pelaku usaha untuk bisa mendapatkan perlindungan asuransi.

Selain itu, dibutuhkan juga pengembangan solusi pembagian risiko antara publik dan swasta untuk meningkatkan ketahanan risiko iklim melalui blended finance dan insurance/reinsurance pool. "Kemitraan publik-swasta dapat meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan asuransi, terutama di wilayah berisiko tinggi," kata Kabilarang Sinabang.

 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Emas Bank Muamalat Tumbuh Pesat

  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat kinerja pembiayaan kepemilikan emas melalui produk Solusi Emas Hijrah tumbuh…

Bank Jasa Jakarta Resmi Ubah Nama Jadi Bank Saqu

  NERACA Jakarta - PT Bank Jasa Jakarta, yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab, resmi berganti nama menjadi PT…

Likuiditas Perbankan akan Longgar Seiring dengan Penurunan Suku Bunga

NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memandang likuiditas perbankan akan semakin longgar seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Emas Bank Muamalat Tumbuh Pesat

  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat kinerja pembiayaan kepemilikan emas melalui produk Solusi Emas Hijrah tumbuh…

Bank Jasa Jakarta Resmi Ubah Nama Jadi Bank Saqu

  NERACA Jakarta - PT Bank Jasa Jakarta, yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab, resmi berganti nama menjadi PT…

Likuiditas Perbankan akan Longgar Seiring dengan Penurunan Suku Bunga

NERACA Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memandang likuiditas perbankan akan semakin longgar seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank…