NERACA
Jakarta - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mencatat pertumbuhan laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) hingga 265,1 persen menjadi Rp376 miliar. Laba sebelum pajak (PBT) juga melonjak sebesar 290,9 persen menjadi Rp506 miliar, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga dan peningkatan pendapatan non-bunga.
“Pencapaian Laba Sebelum Pajak (PBT) pada triwulan pertama 2025 tersebut ditopang oleh pendapatan bunga dari penempatan pada portofolio surat berharga, saldo rata-rata pembiayaan yang lebih baik, serta pendapatan fee-based yang meningkat pada periode tersebut,” kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan dalam keterangannya di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Lonjakan laba ini terjadi setelah pencadangan yang signifikan dilakukan pada periode yang sama tahun lalu. Adapun laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) meningkat 19,4 persen menjadi Rp727 miliar. Steffano mengatakan bahwa capaian ini merupakan buah dari strategi pertumbuhan berkelanjutan dan fokus pada pembiayaan strategis.
Selain itu, pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) berhasil ditekan hingga 72,9 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh 1,4 persen, meskipun net interest margin (NIM) terkoreksi 20 bps secara tahunan menjadi 4,3 persen.
Pendapatan non-bunga atau fee-based income melonjak 54,3 persen menjadi Rp571 miliar, yang disumbang oleh pendapatan dari Global Market sebesar Rp107 miliar (naik 309,5 persen) dan layanan lainnya seperti wealth management dan asset recovery.
Dari sisi pembiayaan, segmen Community Financial Services (CFS) mencatat pertumbuhan 10,4 persen menjadi Rp83,78 triliun. Khusus pembiayaan non-ritel tumbuh 16,7 persen, didorong peningkatan signifikan pada segmen komersial (25,4 persen) dan SME+ (14,2 persen). Sementara itu, pembiayaan ritel meningkat 5,9 persen menjadi Rp46,54 triliun.
Di segmen Global Banking, pembiayaan kepada korporasi lokal besar (Large Local Corporates) tumbuh 31,4 persen. Namun, secara total pembiayaan Global Banking turun 17,2 persen karena strategi rebalancing portofolio yang ditempuh bank.
Lebih lanjut, Steffano menyampaikan total kredit yang disalurkan bank mencapai Rp122 triliun, sementara aset naik 6,8 persen menjadi Rp189,81 triliun. Rasio Non-Performing Loans (NPL) membaik menjadi 2,4 persen (gross) dan 1,5 persen (net). Adapun rasio kecukupan modal (CAR) tetap kuat di level 25,7 persen.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Komisaris Maybank Indonesia Dato’ Khairussaleh Ramli menyatakan bahwa Maybank Indonesia telah kembali meningkatkan profitabilitasnya, dan di saat yang sama menunjukkan ketahanan serta fundamental yang solid di tengah tantangan ekonomi global yang di sepanjang awal tahun 2025.
"Kinerja positif Maybank Indonesia pada triwulan pertama tahun ini tidak terlepas dari penerapan strategi M25+ yang turut mendorong pertumbuhan kuat di seluruh lini bisnis bank,” ujarnya.
Sementara itu, perbankan syariah Maybank Indonesia juga mencatat kinerja positif. Laba sebelum pajak unit syariah tumbuh signifikan sebesar 149,1 persen menjadi Rp149 miliar.
Total pembiayaan syariah meningkat 15,8 persen menjadi Rp20,98 triliun, dengan rasio CASA syariah yang meningkat menjadi 57,6 persen. Pembiayaan ritel dan non-ritel CFS berbasis Syariah mencatat pertumbuhan sebesar 15,8 persen menjadi Rp20,98 triliun.
Pembiayaan CFS non-ritel Syariah meningkat 25,7 persen didorong pertumbuhan pada segmen komersial, SME+ dan RSME. Pembiayaan CFS ritel Syariah juga tumbuh 5,9 persen ditopang oleh kinerja yang solid pada pembiayaan otomotif anak perusahaan dan properti.
Aset Perbankan Syariah membukukan kenaikan sebesar 0,7 persen menjadi Rp41,52 triliun. Adapun total aset Perbankan Syariah ini berkontribusi sebesar 23,5 persen terhadap aset bank. Secara keseluruhan, hasil kuartal pertama ini menunjukkan keberhasilan Maybank Indonesia dalam menavigasi kondisi pasar yang menantang melalui strategi pembiayaan selektif, efisiensi biaya, dan penguatan bisnis berbasis digital dan syariah
NERACA Jakarta - Perusahaan asuransi umum BRI Insurance (BRINS) membukukan laba bersih Rp702 miliar sepanjang 2024, meningkat 45,36 persen…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan industri perbankan mengedepankan manajemen risiko yang baik dan terukur serta prinsip…
NERACA Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi…
NERACA Jakarta - Perusahaan asuransi umum BRI Insurance (BRINS) membukukan laba bersih Rp702 miliar sepanjang 2024, meningkat 45,36 persen…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan industri perbankan mengedepankan manajemen risiko yang baik dan terukur serta prinsip…
NERACA Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi…