Di tengah situasi ekonomi global yang tengah bergejolak akibat perang tarif antara Amerika Serikat dan dunia (terutama China), PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF), perusahaan pemilik merek GPS Tracker terkemuka Fox Logger, memilih untuk tidak terombang-ambing. Alih-alih bereaksi secara impulsif, IOTF memusatkan fokus pada penguatan daya saing dan dominasi pasar domestik, sekaligus menyiapkan lompatan strategis di ranah digital bersama mitra barunya, Kingdee International Software Group Co. Ltd. (SEHK: 268), Perusahaan enterprise resource planning (ERP) Cloud terbesar di Tiongkok.
Alamsyah Cheung, CEO IOTF dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, dampak langsung bagi perseroan dari konflik tarif lintas negara tersebut relatif minim. “Pasar kami saat ini sepenuhnya ada di dalam negeri. Justru situasi ini mengingatkan kita pentingnya memperkuat transaksi berbasis rupiah dan meminimalkan eksposur terhadap fluktuasi mata uang asing,” ujarnya.
Dengan pendekatan tersebut, perusahaan tidak hanya menghindari tekanan eksternal, tetapi juga menegaskan komitmennya terhadap penguatan ekonomi lokal. Komitmen itu, terlihat jelas dalam strategi operasional. IOTF menaruh perhatian besar pada peningkatan kualitas pelayanan dan efisiensi internal. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memperketat seleksi dan pelatihan sumber daya manusia, yang menjadi tulang punggung layanan. “Nilai tambah kami ada pada manusia, bukan hanya teknologi. Maka dari itu, kami perkuat dari dalam,” lanjut Alamsyah.
Di saat yang sama, Fox Logger sebagai lini utama bisnis IOTF juga terus menunjukkan performa solid di pasar. Dengan mengandalkan kualitas layanan dan pendekatan pelanggan yang personal, perusahaan berhasil membangun loyalitas yang kuat kepada para pelanggannya. Strategi ini terbukti efektif dalam mendorong pembelian ulang dan memperpanjang siklus hidup pelanggan, meski berada dalam kondisi pasar yang tidak pasti.
Sementara itu, babak baru terbuka ketika IOTF mengumumkan kolaborasinya dengan Kingdee pada Maret 2025. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp100 triliun, Kingdee membawa kekuatan teknologi dan pengalaman global yang siap dimanfaatkan IOTF untuk turut mempercepat transformasi digital para pelaku usaha di Indonesia, khususnya UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.“Kingdee sudah terbukti di pasar global. Dan IOTF sendiri sudah lama terbiasa melayani pelanggan lokal dengan standar tinggi. Ketika dua kekuatan ini bertemu, kami melihat peluang besar untuk menghadirkan solusi digital yang lebih efisien dan siap menjawab kebutuhan masa depan,” kata Alamsyah, seraya menekankan kesamaan model bisnis keduanya — berbasis subscription service — memudahkan integrasi satu sama lain.
Dirinya menegaskan bahwa kolaborasi ini pun bukan sekadar aliansi teknologi, melainkan bagian dari visi jangka panjang. IOTF dan Kingdee tengah mempersiapkan pembangunan pusat data lokal, sebagai respons atas regulasi pemerintah terkait kedaulatan data. Seperti diketahui, keberadaan data center ini akan menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem digital yang tangguh dan mandiri di Indonesia.
Ditambahkannya pula, kemitraan dengan Kingdee yang memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp100 triliun ini sebagai ruang belajar dan pertukaran perspektif yang berharga. “Kami sedang berlayar bersama dalam perahu yang sama. Kingdee membawa sudut pandang global, dan kami membawa pemahaman lokal. Dari sinilah kekuatan sinergi lahir,” ucapnya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…
NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…
NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…
NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…
NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…