Menunaikan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Namun, bagi orangtua yang memiliki anak, meninggalkan mereka untuk berhaji bisa menjadi tantangan emosional tersendiri. Di satu sisi, haji adalah kewajiban yang harus ditunaikan bagi yang mampu, tetapi di sisi lain, ada perasaan khawatir dan berat hati meninggalkan anak saat haji untuk waktu yang lama.
Pertanyaannya, bagaimana cara terbaik untuk mempersiapkan diri jika harus meninggalkan anak saat haji agar tidak menjadi beban? Agar ibadah Haji Anda berjalan lebih nyaman, tenang, dan khusyuk, berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua.
1. Beri penjelasan pada anak
Jika anak sudah cukup besar untuk memahami keadaan, berikan pengertian tentang ibadah haji. Jelaskan bahwa kepergian ini adalah bagian dari kewajiban sebagai seorang Muslim. Ceritakan kepada mereka bahwa Anda akan kembali setelah beberapa waktu dan berikan gambaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan selama Haji.
2. Pilih pengasuh anak yang terpercaya
Melansir dari Muslim Matters, memilih orang yang tepat untuk menjaga anak adalah salah satu faktor terpenting. Jadi, pastikan untuk menitipkan anak kepada keluarga yang memiliki kedekatan, seperti kakek-nenek, saudara kandung, atau kerabat dekat. Bila Anda memilih untuk menggunakan jasa pengasuh anak, pilihlah seseorang yang telah dikenal dan bisa dipercaya.
3. Siapkan kebutuhan anak secara lengkap
Agar Anda tetap khusyuk dalam menjalankan ibadah dan anak pun tetap nyaman selama ditinggal Haji, pastikan segala kebutuhannya telah dipersiapkan dengan baik. Anda bisa membuat daftar kebutuhan seperti, makanan, pakaian, perlengkapan alat tulis sekolah, hingga obat-obatan. Bila ia memiliki rutinitas tertentu, informasikan kepada pengasuhnya agar anak tetap merasa nyaman.
4. Latih anak untuk mandiri
Mengingat ibadah Haji biasanya sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari, pastikan Anda telah melatih anak untuk lebih mandiri sebelum keberangkatan Haji. Anda bisa mengajarkan mereka cara mengatur barang-barang mereka sendiri, membiasakan tidur tanpa orangtua, serta mengajarkan cara berkomunikasi jika membutuhkan sesuatu.
5. Jaga komunikasi dengan anak
Meskipun jarak memisahkan Anda dan anak, tetaplah jalin komunikasi dengan anak melalui telepon atau video call, di tengah-tengah waktu istirahat saat ibadah Haji. Dengan begitu, keluarga yang ditinggalkan pun, termasuk anak, dapat lebih tenang saat ditinggal haji. Rutin berkomunikasi dengan anak pun dapat mengurangi rasa rindu dan kekhawatiran Anda.
6. Ajak anak bermain dengan teman-temannya
Sebelum keberangkatan, atur jadwal bermain atau playdate dengan teman-teman anak. Jika memiliki komunitas yang suportif, mintalah bantuan teman atau kerabat untuk mengajak anak bermain selama beberapa jam setiap hari. Mereka bisa pergi ke taman, menghadiri kelas mengaji, atau sekadar bermain di rumah teman. Dengan kegiatan yang menyenangkan, anak akan merasa lebih nyaman dan tidak terlalu merindukan orangtua.
7. Siapkan beberapa mainan
Beli beberapa mainan edukatif dan sembunyikan sebelum keberangkatan. Beri tahukan kepada pengasuh atau keluarga tempat penyimpanannya agar bisa dikeluarkan secara bertahap, misalnya satu mainan baru setiap beberapa hari. Dengan begitu, anak akan selalu memiliki sesuatu yang menarik untuk dimainkan, sehingga membantu mengurangi rasa kehilangan saat anak ditinggal Haji.
8 Buat kalender pengingat
Buat kalender sederhana dengan menandai hari-hari selama orangtua pergi. Di kalender tersebut, Anda bisa memberikan tanda kapan orangtua akan pulang. Anda juga bisa menambahkan aktivitas khusus yang akan dilakukan anak setiap hari, seperti “pergi ke kebun binatang dengan paman”, “main ke rumah teman”, atau “kelas olahraga”. Dengan adanya rencana yang jelas, anak akan merasa lebih tenang dan bisa menantikan aktivitas yang menyenangkan saat ditinggal Haji.
9. Persiapkan hadiah saat kepulangan
Sebagai bentuk penghargaan atas kesabaran anak selama ditinggal ketika ibadah Haji, bawakan oleh-oleh atau hadiah untuk anak dari Tanah Suci. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh anak dan memberikan kenangan manis bagi mereka.
Pada dasarnya, perasaan khawatir dan rindu tentu akan tetap ada, tetapi jangan sampai hal ini mengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Ingatlah bahwa perjalanan haji adalah ibadah yang suci dan harus dijalankan dengan sepenuh hati. Percayalah bahwa anak berada dalam keadaan yang baik dan akan semakin menghargai kehadiran orangtua setelah perjalanan ini selesai
Indonesia berhasil mencatatkan lima warisan dokumenter sebagai ingatan kolektif dunia atau Memory of The World (MoW) dalam Sidang Dewan…
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) harus kembali beradaptasi dengan sistem yang diberlakukan kembali yakni penjurusan IPA, IPS dan Bahasa.…
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan dapat mencegah anak tumbuh menjadi…
Indonesia berhasil mencatatkan lima warisan dokumenter sebagai ingatan kolektif dunia atau Memory of The World (MoW) dalam Sidang Dewan…
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) harus kembali beradaptasi dengan sistem yang diberlakukan kembali yakni penjurusan IPA, IPS dan Bahasa.…
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan dapat mencegah anak tumbuh menjadi…