NERACA
Jakarta – Selalu ramah lingkungan dalam setiap proyek pembangunan infrastruktur menjadi perhatian PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Teranyar, proyek tol Semarang-Demak menjadi sorotan karena inovasi unik yang diterapkan oleh PTPP, yakni penggunaan matras bambu sebagai pondasi jalan tol.
Inovasi ini tidak hanya memperkuat struktur jalan, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Bambu yang digunakan memiliki potensi untuk menjadi habitat baru bagi biota laut, sejalan dengan komitmen PTPP dalam membangun infrastruktur yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, inovasi ini adalah wujud nyata dari pemanfaatan material lokal yang efektif, efisien, dan berkelanjutan. "Kamimembuktikan bahwa bahan alami seperti bambu bisa dipadukan dengan teknologi modern untuk menghasilkan infrastruktur yang kokoh dan ramah lingkungan," jelasnya.
PTPP berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu dan tetap mengedepankan kualitas dan keselamatan kerja. Diharapkan, tol ini tidak hanya menjadi solusi banjir rob, tetapi juga menjadi motor penggerak perekonomian regional.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo pada Sabtu 11 Januari 2025 melakukan kunjungan kerja. Kunjungan ini menjadi momen penting untuk meninjau progres pembangunan tol yang tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur transportasi, tetapi juga sebagai solusi atas permasalahan banjir rob di wilayah pesisir utara Jawa.
Menko AHY menyampaikan harapannya bahwa proyek ini agar mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. “Harapannya, tol ini tidak hanya mempermudah mobilitas dan meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan rasa aman bagi masyarakat yang selama ini terdampak banjir rob,” ujar Menko AHY.
PTPP membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp267,29 miliar (Rp43 per saham) per September 2024. Pencapaian laba tersebut naik 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp239,73 miliar (Rp39 per saham).
Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp14 triliun per September 2024, naik 14,57% dari Rp12,22 triliun per September 2023. Akan tetapi beban pokok PTPP naik lebih besar, yaitu 17,51% dari Rp10,51 triliun menjadi Rp12,35 triliun. Akibanya, laba kotor emiten beraset Rp57,91 triliun per 30 September 2024 ini turun 4,07% dari Rp1,72 triliun menjadi Rp1,65 triliun per September 2024.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…
NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…
NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) kembali bergerak menyalurkan rumah layak dan terjangkau bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman…
NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…
NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…