Buka Harga Rp120-130 - Soraya Berjaya Bidik Dana IPO Rp31,2 Miliar

NERACA 

Jakarta -Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 240 juta (30%) saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan membuka harga penawaran awal (bookbuilding) di rentang Rp 120-130/saham. Dengan demikian, nilai penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya Rp 31,2 miliar. Masa penawaran awal akan berlangsung pada 10-12 Juni 2024. Masa penawaran umum diperkirakan pada 27 Juni-1 Juli 2024 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Juli 2024. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah MNC Sekuritas.

Berdasarkan data pada situs web e-ipo.co.id, Soraya Berjaya Indonesia (SPRE) merupakan produsen perlengkapan kamar tidur terbesar di Kota Padang, Sumatra Barat, yang didirikan sejak tahun 2001. Perseroan menawarkan beberapa produk kamar tidur seperti seprai, bed cover, bantal dan guling, serta aksesoris rumah tangga.

Mengawali usaha dari konveksi skala mikro dengan lokasi produksi di Padang, pada tahun 2015, perseroan berubah menjadi sebuah bisnis berbadan hukum berbentuk PT dengan bisnis utama sebagai produsen perlengkapan kamar tidur yang memiliki pusat produksi di Padang.

Saat ini pemegang saham Soraya Berjaya Indonesia (SPRE) terdiri dari Rizet Ramawi 39,75% saham, PT Galaksi Investama Corpora 25% saham, Ridho Ferman Shatrio 20,25% saham, Dwi Ristra Utami 10,25% saham, dan Marfetra 4,75% saham. Pihak pengendali dari perseroan dan pihak yang menjadi pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) perseroan adalah Rizet Ramawi yang juga menjabat sebagai direktur utama perseroan.

Seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 83,33% akan digunakan untuk membeli persediaan kebutuhan bahan baku produksi, seperti kain katun CVC, dakron (bed cover), dakron (badan bantal), busa, dan ritsleting. Sekitar 16,67% akan digunakan untuk pembelian mesin baru dan kendaraan operasional.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya melaporkan terdapat 37 perusahaan yang berada dalam pipeline (antrean) untuk melangsungkan pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Hingga 31 Mei 2024, sebanyak 24 perusahaan telah berhasil melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia sepanjang tahun ini, dengan dana dihimpun mencapai Rp3,88 triliun

BERITA TERKAIT

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Targetkan Satu Juta Homepass Baru - Inet Raih Kontrak Pembangunan Jaringan Fiber To The Home

Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…