"Soft Power" Kuatkan Peran Indonesia di Dunia

NERACA

Jember, Jawa Timur - Guru besar dari program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej) Prof. Agus Trihartono menyebutkan bahwa pendekatan kekuatan lunak (soft power) dapat menguatkan peran Indonesia di panggung dunia melalui diplomasi.

"Indonesia dengan segala keindahan dan kekayaan warisannya memiliki hampir semua elemen yang diperlukan untuk menjadi kekuatan lunak yang signifikan di pentas global," katanya dalam orasi ilmiah setelah dikukuhkan sebagai guru besar Unej di Gedung Auditorium kampus setempat, Kamis (17/4).

Di bidang budaya, Indonesia menyimpan harta karun yang tak ternilai seperti seni tradisional yang memukau, musik yang menenangkan jiwa, arsitektur yang memadukan harmoni dan fungsi, serta kuliner yang menggugah selera dunia.

"Lebih jauh lagi, nilai-nilai luhur bangsa seperti Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi simbol harmoni yang tak tergoyahkan di tengah keberagaman," ucap alumnus Ritsumeikan University Jepang.

Menurutnya, Indonesia juga menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi dan Islam dapat berjalan seiring, menjadi teladan bagi harmoni yang mungkin terasa langka di belahan dunia lain, bahkan Indonesia bukan sekadar pemilik potensi soft power, melainkan juga telah membuktikan aplikasinya.

Misi perdamaian Garuda adalah bukti nyata kontribusi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Seni dan pariwisata juga telah memikat hati masyarakat internasional, memperkenalkan Nusantara sebagai negeri yang memesona.

Agus mengatakan strategi Cool Japan dari Jepang, atau gastrodiplomasi Thailand adalah bukti bahwa budaya dapat menjadi alat diplomasi yang kuat jika dirancang dengan visi yang matang dan eksekusi yang konsisten, sehingga Indonesia memiliki potensi yang sama, bahkan mungkin lebih besar.

"Saya berharap para pemangku kebijakan untuk lebih serius mengintegrasikan strategi soft power dalam setiap langkah diplomasi Indonesia karena hal itu bukan sekadar alat untuk meraih pengaruh, tetapi juga cerminan dari siapa kita sebagai bangsa," katanya.

Dalam menghadapi tantangan global, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan yang adaptif, memanfaatkan setiap peluang untuk menampilkan wajah terbaik bangsa di mata dunia.

"Penguatan soft power Indonesia harus dimulai dari penghormatan terhadap budaya dan nilai-nilai kita sendiri. Mari junjung tinggi demokrasi, kita rawat seni tradisional, dan kita banggakan keunikan kuliner kita," ucap pakar gastrodiplomasi itu.

Ia menjelaskan bahwa kekuatan soft power bukan hanya tentang memengaruhi orang lain, tetapi juga tentang menegaskan jati diri Indonesia di tengah pusaran globalisasi.

"Saya meyakini bahwa Indonesia tidak hanya harus menjadi negara yang kuat dan kaya secara militer maupun ekonomi, tetapi juga harus menjadi bangsa yang dicintai dan dihormati oleh masyarakat dunia," katanya. Ant

 

 

 

BERITA TERKAIT

Perempuan Harus Berperan Aktif Atasi Terorisme

NERACA Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengungkapkan perempuan harus berperan aktif dalam penanggulangan terorisme, karena  perempuan kerap…

Perempuan Berperan Besar dalam Pesta Demokrasi

NERACA Semarang - Pakar hukum tata negara Universitas Diponegoro Semarang Prof. Dr. Lita Tyesta mengingatkan bahwa perempuan memiliki peran yang…

Hari Kartini Momentum Menyalakan Semangat Kesetaraan

NERACA Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengatakan peringatan Hari Kartini merupakan momentum penting untuk menghormati…

BERITA LAINNYA DI

Perempuan Harus Berperan Aktif Atasi Terorisme

NERACA Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengungkapkan perempuan harus berperan aktif dalam penanggulangan terorisme, karena  perempuan kerap…

Perempuan Berperan Besar dalam Pesta Demokrasi

NERACA Semarang - Pakar hukum tata negara Universitas Diponegoro Semarang Prof. Dr. Lita Tyesta mengingatkan bahwa perempuan memiliki peran yang…

Hari Kartini Momentum Menyalakan Semangat Kesetaraan

NERACA Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengatakan peringatan Hari Kartini merupakan momentum penting untuk menghormati…

Berita Terpopuler